Kesabaran Tak Terbatas di Bulan Ramadan: Perjuangan Merawat Anak Cerebral Palsy
Di sisi lain, Mas Irwan berangkat kerja setiap pagi dan baru pulang sore hari. Sebelum berangkat, ia selalu membantu Mbak Sari mempersiapkan alat terapi sederhana untuk Naila, seperti bola terapi atau papan keseimbangan. Di akhir pekan, Mas Irwan biasanya yang mengajak Naila berlatih berjalan dengan alat bantu, membantunya menguatkan otot kaki.
Setelah seharian bekerja, Mas Irwan pulang dengan tubuh lelah, namun hatinya tetap ringan ketika melihat senyum Naila. Di malam hari, usai berbuka dan salat Tarawih, Irwan mengambil alih merawat Naila. Ia membantu putrinya melakukan latihan pernapasan dan peregangan otot sebelum tidur. Sementara itu, Mbak Sari kembali ke dapur untuk menyelesaikan pesanan yang harus dikirimkan esok hari.
Dukungan Komunitas dan Peran Media Sosial
Mereka tidak sendiri. Mbak Sari bergabung dalam komunitas orang tua anak cerebral palsy yang menjadi tempatnya bertukar pengalaman dan mendapat saran tentang metode terapi yang bisa dilakukan di rumah. Salah satu tips yang sangat membantu adalah membuat jadwal harian yang terstruktur agar Naila merasa lebih nyaman dan bisa memprediksi kegiatan yang akan ia lakukan.
Selain itu, Mbak Sari memanfaatkan media sosial untuk memasarkan usahanya. Pesanan kue sering datang dari teman-teman komunitas atau pelanggan tetap yang mengikuti akun Instagram usahanya. Meski demikian, ada hari-hari ketika pesanan menumpuk dan Naila rewel, membuat Sari harus bekerja lembur hingga larut malam.
Bagi mereka, Ramadan adalah ujian kesabaran dan keteguhan hati ekstra dibanding hari-hari biasa. Berpuasa sambil merawat Naila dan menjalankan usaha bukan hal yang mudah. Namun, mereka menemukan kebahagiaan dalam kebersamaan. Momen berbuka puasa selalu menjadi waktu yang mereka nantikan.
Di meja makan sederhana, mereka saling bercerita tentang hari mereka, diiringi tawa dan canda. Ramadan, menjadi Bulan Penuh Cinta dan kesabaran bagi keluarga penyandang disabilitas, khususnya Mas Irwan, Mbak Sari dan Naila. Perjalanan Mas Irwan dan Mbak Sari merawat Naila adalah cermin dari cinta yang tak terbatas.
Mereka sadar, menjadi orang tua dari anak difabel bukanlah tentang mengorbankan diri, melainkan tentang menemukan kekuatan dalam kebersamaan. Perjuangan mereka mungkin tidak terlihat oleh banyak orang, tapi setiap gerakan kecil yang berhasil dilakukan sang anak adalah kemenangan besar bagi mereka.
Ramadan menjadi pengingat bahwa di tengah kesibukan dan tantangan, selalu ada ruang untuk harapan dan keteguhan hati.
Content Competition Selengkapnya
Kisah Inspiratif Orang-Orang di Sekitarmu
MYSTERY TOPIC
Mystery Topic 4
Mudik Hijau untuk Kurangi Jejak Karbon
Bercerita +SELENGKAPNYA
Ketemu di Ramadan

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.
Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025