Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Guru

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | akbarpitopang.kompasianer@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Esensi Bukber dengan Teman Lama di "Zaman Now"

14 Maret 2024   04:31 Diperbarui: 14 Maret 2024   04:32 1560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Esensi Bukber dengan Teman Lama di "Zaman Now"
Ilustrasi buka puasa bersama(SHUTTERSTOCK/Odua Images via Kompas.com)

Bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah bagi umat Islam, bukan hanya menjadi momen untuk meningkatkan ibadah dan ketaqwaan kepada Allah, tetapi juga menjadi waktu yang istimewa untuk bersatu dalam kebersamaan. Salah satu kegiatan unik yang menyertainya adalah sahur dan bukber, atau berbuka puasa bersama. 

Di tengah kesibukan menjalankan ibadah puasa, ajakan untuk bukber seringkali menjadi pemandangan umum, baik dari lingkungan tempat kerja, perumahan, hingga dari teman-teman lama dari berbagai tahapan kehidupan, mulai dari masa SD, SMP, SMA, hingga teman kuliah.

Bukber telah menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi Ramadhan, dimana umat Islam berkumpul untuk menyantap hidangan berbuka bersama-sama setelah seharian menahan lapar dan haus. Tidak hanya sebagai waktu untuk memenuhi kebutuhan fisik setelah berpuasa, bukber juga menjadi momentum untuk mempererat tali silaturahmi dan memperkuat hubungan sosial antar-individu.

Melalui bukber, tercipta kesempatan untuk saling bertukar cerita, berbagi pengalaman, dan mengenang kenangan masa lalu. Teman-teman lama yang sudah jarang bertemu dapat kembali bersatu dalam suasan yang penuh kehangatan. Bahkan, bukber juga menjadi momen yang tepat untuk menjalin persahabatan baru atau memperdalam hubungan dengan orang-orang di sekitar.

Namun, bukber bukan hanya sekadar ajang makan-makan semata. Di tengah kegembiraan dan kelezatan hidangan yang disajikan, penting untuk tetap mengingat nilai-nilai keagamaan yang terkandung dalam bulan Ramadhan. 

Bukber yang diselingi dengan doa dan dzikir akan memberikan nuansa spiritual yang mendalam, mengingatkan kita akan pentingnya mensyukuri nikmat Allah dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya berbagi dengan sesama, terutama kepada yang membutuhkan.

Dengan demikian, bukber bukan hanya menjadi ritual rutin dalam menjalankan ibadah puasa, tetapi juga menjadi simbol kebersamaan, kehangatan, dan keberkahan di bulan Ramadhan. 

Semoga setiap momen bukber yang kita lalui tidak hanya meninggalkan kenangan manis, tetapi juga memperkuat ikatan kekeluargaan dan kebersamaan dalam menjalani perjalanan spiritual kita.

Momen bukber sama teman lama. (foto Akbar Pitopang)
Momen bukber sama teman lama. (foto Akbar Pitopang)

Merangkai silaturahim di bulan Ramadhan

Bulan Ramadhan memang memberikan nuansa yang unik dalam menjalin silaturahim. Saat Ramadhan, kita tidak hanya merasakan kesejukan spiritual dari ibadah yang dilakukan, tetapi juga tergugah untuk mempererat hubungan dengan sesama manusia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun