Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Guru

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | akbarpitopang.kompasianer@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Antara Kerja, Kehidupan, dan Ibadah yang Harus Seimbang di Era Disruptif

23 Maret 2024   00:39 Diperbarui: 25 Maret 2024   08:17 2159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Antara Kerja, Kehidupan, dan Ibadah yang Harus Seimbang di Era Disruptif
(Diolah oleh Akbar Pitopang)

Tidak bisa disangkal bahwa menjaga keseimbangan antara pekerjaan, kehidupan pribadi, dan ibadah adalah kunci untuk hidup yang memuaskan dan bermakna. Ketiganya membentuk fondasi bagi kebahagiaan dan kesuksesan kita. 

Namun, seringkali tantangan besar muncul dalam menyeimbangkan ketiga aspek ini. Kita kerap terjebak dalam berbagai hal atau hanya fokus memprioritaskan satu atau dua aspek saja dan mengabaikan atau mempertaruhkan aspek lainnya.

Keseimbangan bukanlah tentang membagi waktu secara merata di antara ketiga aspek ini. Kadang-kadang, prioritas akan bergeser dan kita mungkin perlu memberikan lebih banyak waktu untuk satu aspek daripada yang lain. Fleksibilitas adalah kunci. 

Nah, izinkan lah diri kita untuk menyesuaikan jadwal sesuai dengan kebutuhan dan perubahan dalam kehidupan Anda.

Mengatur jadwal adalah langkah penting guna menentukan waktu yang jelas untuk setiap aspek hidup ini. 

Sisihkan waktu untuk pekerjaan dengan mengidentifikasi tugas-tugas kunci dan menetapkan batas waktu yang realistis. Selanjutnya, alokasikan waktu yang cukup untuk kehidupan pribadi, termasuk berbagai aktivitas yang membahagiakan dan memperkuat hubungan dengan orang-orang yang kita cintai. Terakhir, jangan lupakan ibadah. Jadwalkan waktu untuk beribadah sesuai dengan keyakinan dan prinsip hidup.

Akan tetapi, mengatur jadwal saja tidaklah cukup. Ketika kita telah mengetahui apa yang paling dibutuhkan dalam tempo waktu tertentu, kita dapat fokus pada hal-hal tersebut. 

Sadarilah bagaimana menghabiskan waktu setiap hari. Hindari godaan untuk terjebak dalam hal-hal yang tidak produktif seperti scrolling media sosial tanpa batas waktu dan tanpa maksud yang jelas. 

Sebaliknya, manfaatkan teknologi untuk membantu mengelola waktu dengan lebih efektif, seperti menggunakan aplikasi alarm atau aplikasi penjadwalan untuk mengingatkan kita akan segala hal penting yang harus dilakukan sesuai porsi.

Dengan mengimplementasikan strategi manajemen waktu yang efektif, kita dapat mencapai keseimbangan yang sehat antara pekerjaan, kehidupan pribadi, dan ibadah. 

Supaya kita dapat menemukan kebahagiaan, kepuasan, dan makna dalam setiap langkah perjalanan hidup ini.

Menciptakan "oasis" di dunia kerja

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun