Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Guru

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Best Teacher 2022 dan Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Seni Menjawab Pertanyaan dengan Lucu dan Humor saat Bincang Santai Lebaran

5 April 2024   23:56 Diperbarui: 6 April 2024   00:09 1064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seni Menjawab Pertanyaan dengan Lucu dan Humor saat Bincang Santai Lebaran
Merayakan Lebaran di rumah, menerima tamu, dan menjawab pertanyaan saat Lebaran.(SHUTTERSTOCK/ODUA IMAGES via Kompas.com)

Pertanyaan yang muncul itu bukti mereka masih memiliki rasa peduli kepada diri kita. meski mereka bertanya misalnya tentang kapan nikah, itu tandanya mereka peduli karena tidak ingin melihat kita hidup masih jomblo dan tak terurus. 

Apapun bentuk pertanyaannya, itu semua sebenarnya positif. Kita jangan cepat merasa tersinggung. Sebaliknya, jadikan itu sebagai motivasi dan ajang pembuktian diri.

Pandangan seperti itu bisa membantu mengubah perspektif kita terhadap pertanyaan-pertanyaan yang muncul selama momen lebaran. 

Terkadang, pertanyaan-pertanyaan tersebut memang diungkapkan dengan niat yang baik, sebagai bentuk perhatian dan kepedulian dari orang-orang terdekat kita.

Mereka mungkin bertanya tentang kapan nikah atau hal-hal lainnya karena mereka ingin melihat kita bahagia dan sukses dalam kehidupan pribadi kita. 

Jadi, alih-alih merasa tersinggung atau terbebani, kita bisa melihatnya sebagai motivasi dan ajang untuk bangkit dan terus berjuang.

Pertanyaan-pertanyaan semacam itu bisa menjadi pendorong untuk merenungkan kembali tujuan dan impian kita, serta mengambil langkah-langkah konkret untuk mencapainya. 

Selayaknya, kita bisa merespons dengan positif dan berterima kasih atas perhatian yang diberikan.

Jadi, mari kita jadikan momen lebaran sebagai waktu untuk menghargai hubungan kita dengan orang-orang terdekat, serta sebagai kesempatan untuk memotivasi diri sendiri untuk menjadi lebih baik lagi. 

Dengan begitu, setiap pertanyaan yang muncul akan menjadi dorongan untuk terus berkembang dan meraih kebahagiaan yang hakiki. Insya Allah..

Semoga bermanfaat..

*****
Salam berbagi dan menginspirasi.
== Akbar Pitopang ==

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun