Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Guru

Studi di UIN Jogja dan kini bertugas di Pekanbaru. Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia. Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka. Peraih Best Teacher dan KOTY 2024.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Dosa Ekologis saat Ramadan, Sudahkah Kita Diet Sampah?

14 Maret 2025   01:10 Diperbarui: 14 Maret 2025   01:10 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dosa Ekologis saat Ramadan, Sudahkah Kita Diet Sampah?
Harapan diet sampah saat ramadan, war takjil, dan jejak sampah yang tertinggal. (KOMPAS.com/FREDERIKUS TUTO KE SOROMAKING)

Bahkan, saat memasak di rumah pun sampah organik seperti sisa sayur, kulit buah, dan bahan dapur lainnya tetap menjadi bagian tak terhindarkan.

Fenomena ini menunjukkan bahwa diet sampah bukan sekadar soal niat tetapi juga tentang kesiapan sistem pendukung. Masih sulit bagi masyarakat untuk sepenuhnya meninggalkan kebiasaan lama. Memang, beberapa orang sudah mulai sadar akan lingkungan. Namun, langkah-langkah ini masih terasa sebagai upaya individu yang belum masif.

Kuncinya ada pada perubahan pola pikir dan kebiasaan yang dimulai dari hal kecil. Diet sampah bukan berarti harus sempurna tanpa sampah sama sekali. tetapi lebih kepada pengurangan sampah secara konsisten. 

Selain individu pembeli, maka peran pedagang dan pelaku usaha kuliner juga sangat krusial. Pemerintah dan komunitas lingkungan juga perlu turun tangan dengan menyediakan edukasi yang lebih masif tentang pengelolaan limbah.

Ramadan menjadi momen refleksi dalam cara kita berinteraksi dengan lingkungan. Ramadan juga tentang menjaga kebersihan bumi yang kita tinggali.

Jadi, mungkinkah melakukan diet sampah di bulan Ramadan? Jawabannya mungkin. asal kita mau memulainya. meski dari langkah-langkah kecil yang dilakukan dengan penuh kesadaran.

Langkah-langkah Mengelola Diet Sampah Ramadan

Bulan Ramadan membawa berkah dalam berbagai bentuk diantaranya adalah keberlimpahan makanan. Namun, dibalik kemeriahan menu berbuka dan sahur tetap ada konsekuensi menumpuknya sampah. Dan menjadi tantangan tersendiri dalam menjaga kebersihan lingkungan. 

Oleh karena itu, sudah saatnya kita mulai menerapkan langkah-langkah sederhana namun berdampak besar dalam mengelola sampah di bulan suci ini.

1. Sampah Dapur dan Limbah Makanan Menjadi Kompos

Salah satu jenis sampah yang paling banyak dihasilkan selama Ramadan adalah sampah dapur. Yang berakhir di tempat sampah tanpa pemanfaatan lebih lanjut. Padahal, jika dikelola dengan benar maka limbah organik ini bisa diubah menjadi kompos yang bermanfaat bagi lingkungan.

Proses pembuatan kompos sebenarnya cukup sederhana dan bisa dilakukan di rumah dengan peralatan minimal. Kita hanya perlu menyediakan wadah khusus seperti ember atau drum bekas yang dilubangi. Campurkan sampah organik dengan tanah lalu biarkan proses alami terjadi. Dalam beberapa minggu, sampah yang tadinya dianggap tidak berguna akan berubah menjadi pupuk alami yang kaya nutrisi untuk tanaman.

Saat berbelanja kita bisa memilih produk dengan kemasan minimal atau yang bisa didaur ulang. Sisa makanan atau bahan dapur bisa dimanfaatkan kembali, entah sebagai pakan ternak atau diolah menjadi pupuk kompos.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Content Competition Selengkapnya

14 Mar 2025
SEDANG BERLANGSUNG
Diet Sampah Saat Ramadan
blog competition  ramadan bercerita 2025  ramadan bercerita 2025 hari 12 
15 Mar 2025

MYSTERY TOPIC

Mystery Topic 2
blog competition ramadan bercerita 2025 ramadan bercerita 2025 hari 13
16 Mar 2025
Agar Bukber Lebih Bermakna
blog competition ramadan bercerita 2025 ramadan bercerita 2025 hari 14
Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

Nunggu Bedug Makin Seru di Bukber Kompasianer

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.

Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun