Studi di UIN Jogja dan kini bertugas di Pekanbaru. Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia. Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka. Peraih Best Teacher dan KOTY 2024.
Dosa Ekologis saat Ramadan, Sudahkah Kita Diet Sampah?

Bahkan, saat memasak di rumah pun sampah organik seperti sisa sayur, kulit buah, dan bahan dapur lainnya tetap menjadi bagian tak terhindarkan.
Fenomena ini menunjukkan bahwa diet sampah bukan sekadar soal niat tetapi juga tentang kesiapan sistem pendukung. Masih sulit bagi masyarakat untuk sepenuhnya meninggalkan kebiasaan lama. Memang, beberapa orang sudah mulai sadar akan lingkungan. Namun, langkah-langkah ini masih terasa sebagai upaya individu yang belum masif.
Kuncinya ada pada perubahan pola pikir dan kebiasaan yang dimulai dari hal kecil. Diet sampah bukan berarti harus sempurna tanpa sampah sama sekali. tetapi lebih kepada pengurangan sampah secara konsisten.
Selain individu pembeli, maka peran pedagang dan pelaku usaha kuliner juga sangat krusial. Pemerintah dan komunitas lingkungan juga perlu turun tangan dengan menyediakan edukasi yang lebih masif tentang pengelolaan limbah.
Ramadan menjadi momen refleksi dalam cara kita berinteraksi dengan lingkungan. Ramadan juga tentang menjaga kebersihan bumi yang kita tinggali.
Jadi, mungkinkah melakukan diet sampah di bulan Ramadan? Jawabannya mungkin. asal kita mau memulainya. meski dari langkah-langkah kecil yang dilakukan dengan penuh kesadaran.
Langkah-langkah Mengelola Diet Sampah Ramadan
Bulan Ramadan membawa berkah dalam berbagai bentuk diantaranya adalah keberlimpahan makanan. Namun, dibalik kemeriahan menu berbuka dan sahur tetap ada konsekuensi menumpuknya sampah. Dan menjadi tantangan tersendiri dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Oleh karena itu, sudah saatnya kita mulai menerapkan langkah-langkah sederhana namun berdampak besar dalam mengelola sampah di bulan suci ini.
1. Sampah Dapur dan Limbah Makanan Menjadi Kompos
Salah satu jenis sampah yang paling banyak dihasilkan selama Ramadan adalah sampah dapur. Yang berakhir di tempat sampah tanpa pemanfaatan lebih lanjut. Padahal, jika dikelola dengan benar maka limbah organik ini bisa diubah menjadi kompos yang bermanfaat bagi lingkungan.
Proses pembuatan kompos sebenarnya cukup sederhana dan bisa dilakukan di rumah dengan peralatan minimal. Kita hanya perlu menyediakan wadah khusus seperti ember atau drum bekas yang dilubangi. Campurkan sampah organik dengan tanah lalu biarkan proses alami terjadi. Dalam beberapa minggu, sampah yang tadinya dianggap tidak berguna akan berubah menjadi pupuk alami yang kaya nutrisi untuk tanaman.
Saat berbelanja kita bisa memilih produk dengan kemasan minimal atau yang bisa didaur ulang. Sisa makanan atau bahan dapur bisa dimanfaatkan kembali, entah sebagai pakan ternak atau diolah menjadi pupuk kompos.
Content Competition Selengkapnya
MYSTERY TOPIC
Bercerita +SELENGKAPNYA
Ketemu di Ramadan

Selain buka puasa bersama, Kompasiana dan teman Tenteram ingin mengajak Kompasianer untuk saling berbagi perasaan dan sama-sama merefleksikan kembali makna hari raya.
Info selengkapnya: KetemudiRamadan2025