Berbagai Macam Tradisi Menyambut Bulan Ramadhan dan di Bulan Ramadhan di Kendal
Pemkab Kendal khawatirkan muncul klaster baru saat Ramadan
Tradisi Ramadan di Kendal Dibatasi, Warga Wajib Taati ProkesPedagang yang tidak mengenakan masker melintas, di depan mural yang berisi pesan waspada penyebaran virus Corona, di kawasan Tebet, Jakarta, Selasa (8/9/2020). ANTARA FOTO/M. Risyal Hidayat
Ia mengatakan pembatasan kegiatan masyarakat saat Ramadan sudah sesuai kesepakatan dengan pihak-pihak terkait terutama dengan Bupati Kendal dan Wakil Bupati Kendal.
Pihaknya memperkirakan dengan angka penularan COVID-19 yang masih bergerak fluktuatif, maka tradisi di bulan puasa yang menibulkan kerumunan bisa beresiko menimbulkan klaster Virus Corona.
Menyambut datangnya Bulan Puasa di Kaliwungu Kendal, ada tradisi unik yang selalu digelar. Yakni Gerebek Sumpil.
Sempat tidak digelar dua tahun akibat pandemi, Kamis 17 Maret 2022, ratusan warga Kampung Jagalan, Desa Kutoharjo, Kaliwungu saling berebut gunungan yang berisi Sumpil, makanan khas Kaliwungu dan hasil bumi.
Gunungan berisi Sumpil dan hasil bumi ini sebelumnya diarak dari makam Wali Hasan Abdullah atau Eyang Pakuwaja menuju bukti Jabal di Kaliwungu untuk diperebutkan warga. Dua ribu Sumpil ludes dalam waktu kurang dari lima menit dan warga rela berebut agar mendapatkannya.
Sumpil, makanan khas Kaliwungu yang terbuat dari beras dan dibungkus dengan daun bambu itu disiapkan warga Kampung Jagalan, Desa Kutoharjo, Kaliwungu.
Gunungan yang juga berisi aneka makanan ringan dan hasil bumi terlebih dulu dibacakan doa bersama di makam Wali Hasan Abdullah atau Eyang Pakuwaja.
Usia berdoa, bersama warga, kemudian mengarak
gunungan yang berisi dua ribu sumpil keliling kampung diiringi dengan drum blek. Gerebek Sumpil ini dilaksanakan warga menyambut datangnya bulan puasa dengan harapan saat bulan puasa datang bisa menjalankan ibadah dengan baik.