Yes Of Course
Yes Of Course Mahasiswa

yes of course

Selanjutnya

Tutup

TRADISI

Berbagai Macam Tradisi Menyambut Bulan Ramadhan dan di Bulan Ramadhan di Kendal

1 April 2022   10:10 Diperbarui: 1 April 2022   10:22 842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berbagai Macam Tradisi Menyambut Bulan Ramadhan dan di Bulan Ramadhan di Kendal
Tradisi. Sumber ilustrasi: UNSPLASH

Pemkab Kendal khawatirkan muncul klaster baru saat Ramadan

Tradisi Ramadan di Kendal Dibatasi, Warga Wajib Taati ProkesPedagang yang tidak mengenakan masker melintas, di depan mural yang berisi pesan waspada penyebaran virus Corona, di kawasan Tebet, Jakarta, Selasa (8/9/2020). ANTARA FOTO/M. Risyal Hidayat

Ia mengatakan pembatasan kegiatan masyarakat saat Ramadan sudah sesuai kesepakatan dengan pihak-pihak terkait terutama dengan Bupati Kendal dan Wakil Bupati Kendal.

Pihaknya memperkirakan dengan angka penularan COVID-19 yang masih bergerak fluktuatif, maka tradisi di bulan puasa yang menibulkan kerumunan bisa beresiko menimbulkan klaster Virus Corona.

Menyambut datangnya Bulan Puasa di Kaliwungu Kendal, ada tradisi unik yang selalu digelar. Yakni Gerebek Sumpil.

Sempat tidak digelar dua tahun akibat pandemi, Kamis 17 Maret 2022, ratusan warga Kampung Jagalan, Desa Kutoharjo, Kaliwungu saling berebut gunungan yang berisi Sumpil, makanan khas Kaliwungu dan hasil bumi.

Gunungan berisi Sumpil dan hasil bumi ini sebelumnya diarak dari makam Wali Hasan Abdullah atau Eyang Pakuwaja menuju bukti Jabal di Kaliwungu untuk diperebutkan warga. Dua ribu Sumpil ludes dalam waktu kurang dari lima menit dan warga rela berebut agar mendapatkannya.

Sumpil, makanan khas Kaliwungu yang terbuat dari beras dan dibungkus dengan daun bambu itu disiapkan warga Kampung Jagalan, Desa Kutoharjo, Kaliwungu.

Gunungan yang juga berisi aneka makanan ringan dan hasil bumi terlebih dulu dibacakan doa bersama di makam Wali Hasan Abdullah atau Eyang Pakuwaja.

Usia berdoa, bersama warga, kemudian mengarak

gunungan yang berisi dua ribu sumpil keliling kampung diiringi dengan drum blek.  Gerebek Sumpil ini dilaksanakan warga menyambut datangnya bulan puasa dengan harapan saat bulan puasa datang bisa menjalankan ibadah dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun