Andi Kurnia Muin
Andi Kurnia Muin Guru

Menulislah agar kamu menjadi abadi

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Bingkisan Lebaran, Benarkah Seperti Kado Natal?

2 April 2024   00:01 Diperbarui: 2 April 2024   00:57 1064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bingkisan Lebaran, Benarkah Seperti Kado Natal?
Kenapa pertanyaan ini muncul? 

Karena sering ada masyarakat yang memiliki sudut pandang sempit yang suka menyama-nyamakan sesuatu. Takut mengikuti trasdisi orang kafir atau takut dianggap kafir. 

Saya akan mengantar saudara- saudara untuk berpikir, apakah benar Bingkisan Lebaran sama dengan kado natal?

Kita simak ceritaku berikut ini. 


Menjelang Hari Raya Idul Fitri, suasana semakin terasa meriah dengan kehadiran bingkisan Lebaran yang diantar dan diterima oleh banyak orang. Namun, apakah bingkisan Lebaran ini benar-benar bisa disamakan dengan kado Natal yang sering kali menjadi simbol kasih sayang dan kebahagiaan dalam perayaan Natal? Mari kita telaah lebih dalam.

Bingkisan Lebaran, seringkali berupa paket sembako atau makanan khas Lebaran, menjadi tradisi yang telah tertanam kuat dalam budaya masyarakat Indonesia. Biasanya, bingkisan ini diberikan sebagai ungkapan rasa syukur dan kebahagiaan atas berkah yang diberikan Allah SWT selama bulan Ramadan, serta sebagai bentuk kepedulian sosial kepada sesama.

Sementara itu, kado Natal juga memiliki makna yang sangat mendalam bagi umat Kristiani. Kado Natal seringkali dianggap sebagai simbol kehadiran Yesus Kristus, yang lahir sebagai hadiah bagi umat manusia untuk menyelamatkan dunia. Kado Natal juga menjadi wujud kasih sayang dan kebahagiaan yang diberikan kepada orang-orang tercinta dalam merayakan kelahiran Yesus Kristus.

Meskipun memiliki perbedaan dalam konteks agama dan makna yang terkandung di dalamnya, bingkisan Lebaran dan kado Natal sebenarnya memiliki kesamaan dalam esensi yang lebih dalam. Keduanya merupakan ungkapan kasih sayang, kepedulian, dan kebahagiaan yang dihadirkan dalam momen perayaan agama masing-masing.

Kedua tradisi ini juga mengajarkan pentingnya berbagi dan peduli terhadap sesama, yang menjadi nilai yang sangat dijunjung tinggi dalam ajaran agama manapun. Baik itu memberikan bingkisan Lebaran kepada tetangga yang kurang mampu atau memberikan kado Natal kepada keluarga dan teman-teman, tujuan utamanya adalah untuk menyebarkan kebahagiaan dan menciptakan ikatan yang lebih kuat antara sesama manusia.

Dengan demikian, meskipun bingkisan Lebaran dan kado Natal memiliki perbedaan dalam konteks agama dan makna yang terkandung di dalamnya, keduanya sebenarnya memiliki nilai yang sama pentingnya dalam memperkuat hubungan sosial, menyebarkan kebahagiaan, dan merayakan kasih sayang di antara umat manusia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun