Mengajak Anak Tetap Happy Menyikapi Aneka Budaya Penyerta Lebaran
Ambil yang disukai dalam porsi sedikit lebih baik daripada kekenyangan. Perbanyak makan buah-buahan dan sayur sebagai pendamping makanan berlemak. Pahamkan kepada anak bahwa makanan ini sebagai ungkapan syukur setelah sebulan berpuasa dan dengan adanya sedikit rejeki yang diterima oleh kedua orang tuanya.
4. Acara reuni
Banyaknya undangan reuni, dan ketika mau tak mau si anak harus ikut, tak bisa dipungkiri ini adalah hal yang paling membosankan untuk anak. Orang dewasa saling mengobrol dengan topik mereka sendiri sementara anak menjadi terabaikan yang ujungnya juga akan membuat anal rewel dan cepat minta pulang.
Untuk memgantisipasi hal ini, bunda bisa menyeleksi reuni mana yang bisa sekali lagi mengakomodir kepentingan anak. Kalau bisa pilih reuni yang peserta lainnya juga mengajak anak yang sebaya, sehingga diharapkan anak ada teman bermain. Jangan lupa tetap membawa mainan kesayangan si kecil.
Dalam acara reuni ini bunda bisa menceritakan pada anak mengenai hal positif yang penuh pembelajaran hidup yang bunda alami saat sekolah. Kebanyakan anak menyukai kisah-kisah orang tuanya saat kecil lho bund.
5. Takbir keliling, karnaval dan petasan
Tak dipungkiri, budaya takbir keliling, yang disertai dengan arak-arakan dan petasan masih ada di beberapa tempat. Meskipun kita tak sepaham, bunda tetap bisa menjelaskan bahwa hal tersebut memang seru tapi bisa membahayakan. Anak cukup melihat dari TV dan tetap tanamkan pada anak bahwa meskipun kita tak sepaham, mungkin niat yang melakukan itu tetap baik. Disini kita bisa mengajari anak bahwa meskipun berbeda tetapi tetap bisa memghormati orang lain.
Semoga lebaran kali ini menjadi lebih berkesan terutama untuk anak, sehingga lebaran tetap menjadi momen seru dan selalu dinanti. Yakinlah biarpun anak-anak telah dewasa bahkan di negeri orang sekalipun, tetap saat lebaran merindukan kita sebagai orang tua yang selalu mendampinginya.