Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.
Tiga Jurus Sakti
Pesantren di Cisumpil yang saat ini dikelola oleh Ustad Tatang Somad semakin ramai. Kalau dulu santrinya hanya dari sekitaran situ saja, sekarang sudah mulai banyak santri yang datang dari jauh.
Banyak juga yang datang ke sana bukan untuk nyantri, tapi untuk bertemu dengan sang ustad yang mulai naik daun di seputaran Cisumpil itu. Gara-gara ada ustad terkenal yang namanya Ustad Abdul Somad disebut UAS, kebetulan yang ini namanya hampir sama, Tatang Somad, jadilah ia dipanggil UTS.
Nah, UTS ini, kabarnya, bukan hanya dikenal sebagai penceramah, tapi juga dianggap memiliki kemampuan untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Makanya, banyak yang menemuinya untuk berikhtiar mengatasi penyakitnya.
Termasuk si Kabayan yang hari itu harus mengantar Abah, mertuanya, menemui UTS. Untunglah orang yang ditujunya ada. Namanya juga ustad, apalagi sedang bulan Ramadan, ia sedang tadarus saat Kabayan dan Abah datang.
“Assalamualaikum, Abah…” UTS tersenyum sambil menyambut dan menyalami Abah dan Kabayan. “tumben-tumbenan ada menak (bangsawan) mampir ke tempat saya. Duh, sayangnya lagi shaum, nggak bisa menjamu….”
Abah mesem, “Ah, jangan begitu Ustad. Biasa saja. Sudah lama tidak silaturahim, dan kebetulan saya ada keperluan…” jawabnya.
“Ada keperluan apa Bah? Kayaknya penting banget…” tanya UTS.
“Begini Ustad, sejak puasa hari pertama, badan saya ini sudah berat banget diajak ibadah. Ya batuk lah, ya bersin-bersin lah, dan terutama lemes, ini di pundak dan leher saya kayak ada orang yang menduduki, berat banget….” jawab Abah. “Takutnya, ada gangguan dari yang enggak-enggak. Apalagi sebelum puasa saya kan ziarah ke makam orangtua saya, terus balik lupa motong dahan pohon kamboja di pojokan makam itu.”
UTS tersenyum, “Ah, nggak lah Bah. Paling Abah cuma kecapekan…”
“Penyakit tua ya, Ustad…” Kabayan nimbrung.
Abah melirik sambil melotot, UTS tersenyum. “Ya usia memang ada pengaruhnya, tapi namanya diajak gerak ya badan memang harus dirawat. Motor saja selain dikasih bensin kan harus dikasih oli. Semakin bagus bensin dan olinya, semakin bagus dan awet kan, meski akhirnya tetap akan rusak dimakan usia. Apalagi kalau makin sering dipakai!”