Dosen Ilmu Komunikasi UIN Jogja, yang lebih senang diskusi di warung kopi. Menulis karena hobi, syukur-syukur jadi profesi buat nambah-nambah gizi. Buku: Memahami Propaganda; Metode, Praktik, dan Analisis (Kanisius, 2017) Soon: Hoax dan Dimensi-Dimensi Kebohongan dalam Komunikasi.
Madu Saja Oke, Apalagi Ditambah Kurma dan Jinten
Setelah berbuka dan minum sesendok lagi, semangat mereka untuk ikut shalat tarawih --yang sudah mulai dijalankan lagi di masjid kampung saya---semakin tinggi. Jujur saja, soal semangat dan energi, mereka jauh lebih hebat dari saya, hehe...
Setidaknya, saya lebih tenang mengizinkan mereka ikut shalat tarawih. Saya yakin kandungan habbatussauda dalam Kojima membuat daya tahan tubuh mereka lebih baik, apalagi di masa pandemi ini. Meski tentu saja tetap saya wajibkan memakai masker dan cuci tangan-kaki sebelum kembali ke rumah.
Rasanya sih, tak ada lagi keraguan untuk tetap mengkonsumsi Kojima seterusnya, selepas bulan puasa ini. Apalagi pandemi covid-19 belum juga usai. Tak ada salahnya membentengi kesehatan mereka --dan saya sendiri---dengan segala khasiat yang diberikan oleh Kojima.
Jika ayah dan kakek saya --kakek dan buyut anak-anak saya--- mengkonsumsi madu alam dan membuat mereka bugar terus, saya dan anak-anak malah menambahinya dengan konsumsi kurma dan habbatussauda yang disajikan oleh Kojima. Insyaallah, kami juga ingin sehat dan bugar seperti mereka.
Meski untuk itu, saya harus bolak-balik ke apotik yang letaknya lumayan jauh itu. Mungkin sudah saatnya bagi produsen Kojima untuk memperluas distribusinya agar lebih mudah dijangkau oleh konsumen, dan semakin banyak yang bisa merasakan manfaatnya.