Taufik Al Mubarak
Taufik Al Mubarak Full Time Blogger

Taufik Al Mubarak, blogger yang tak kunjung pensiun. Mengelola blog https://pingkom.com

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Film yang Bikin Taubat? Enggak Ada, Sih!

1 April 2024   22:02 Diperbarui: 1 April 2024   22:53 884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film yang Bikin Taubat? Enggak Ada, Sih!
Sebuah ilustrasi. Photo: Unsplash.

Kaget sekaligus bingung pas membaca topik mystery topic untuk ramadan bercerita hari ini. Dalam hati ada nggak sih film yang sempat bikin saya bertaubat? Lalu, muncul pertanyaan susulan, apakah saya sudah bertaubat? Soalnya saya tidak begitu menyukai film-film bertema religi yang bikin kita takut menjalani hidup. Bagi saya menonton film itu semacam pelarian dari dunia nyata ke dalam dunia fiksi, karena sedang butuh hiburan. Ya, saya menikmati film itu sebatas hiburan, sama seperti saya membaca buku. 

Ada saat-saat tertentu saya butuh menonton film untuk menghibur diri, ada juga momen di mana saya cukup terhibur dengan cuma membaca buku, menonton video perjalanan di YouTube, atau menonton komika stand-up comedy. Semua itu saya lakukan sesuai dengan kebutuhan. Jadi, kebutuhan saya akan hiburan itu sangat random sekali. Ini saya lakukan agar hidup saya tidak berjalan secara menoton. Sebab, dalam kondisi tertentu, saya cuma butuh pergi ke pantai, melihat orang memancing atau tarik pukat darat.

Lalu, apakah saya tidak berencana taubat? Hey, semua orang yang mengaku beragama pasti punya keinginan untuk bertaubat. Tidak seorang pun yang bersih dari noda-dosa. Hanya saja, orang kadang belum mendapatkan petunjuk untuk melakukan taubat. Pun begitu, mereka semua percaya bahwa pengampunan Allah itu seluas lautan dan sebesar jagat raya. Kapan pun seorang hamba ingin bertaubat, pintu taubat selalu terbuka. Percaya, deh!

Kembali ke soal film. Terus terang, saya termasuk orang yang menyukai genre film detektif, spionase (mata-mata), konspirasi, dan film-film berlatar-belakang sejarah. Saya juga menyukai film bertema perang, terutama tentang kehidupan seorang sniper atau penembak jitu. Bisa dibilang, hampir semua film tentang sniper sudah saya tonton, bahkan beberapa di antaranya mendapat kehormatan menonton hingga dua kali. 

Film tentang sniper yang saya ikuti secara serius adalah film yang diperankan Tom Berenger. Film yang mengisahkan tentang perjuangan seorang penembak jitu, Thomas Beckett, itu saya ikuti sejak pertama rilis pada tahun 1993 (Sniper 1) hingga Sniper: Rogue Mission tahun 2022. Jadi, saya mulai melihat aksi Thomas Becket saat muda hingga anaknya, Brandon Beckett, jadi penembak jitu dewasa. Sepertinya tidak ada satu pun film tentang mereka yang luput saya tonton.

Sementara film religi atau film horor, saya hampir tidak bisa mengingatnya, lebih-lebih yang membuat saya tersadar. Soalnya saya tidak suka jenis film seperti ini. Saya lebih memilih menonton ceramah agama dari ustadz agar menjadi sadar, alih-alih menonton film. Sebab, film bagi saya hanyalah untuk hiburan semata-mata.

Apakah ada film yang membuat saya sadar? Pastilah ada. Minimal kita bisa belajar sesuatu dari film tersebut. Film itu adalah The Shawshank Redemption, yang diperankan oleh Morgan Freeman (sebagai Ellis Boyd Red) dan Tim Robbins (sebagai Andy Dufresne). Banyak sekali pelajaran yang bisa dipetik dari film ini, di antaranya:

1. Pentingnya Harapan dan Kegigihan
Andy Dufresne, tokoh utama film ini, tidak pernah kehilangan harapan meskipun dipenjara secara tidak adil. Dia tetap teguh pada mimpinya dan terus berusaha untuk mencapainya, bahkan dalam situasi yang sulit. Kegigihannya ini eventually membawanya pada kebebasan.

2. Nilai Persahabatan
Persahabatan antara Andy dan Red merupakan salah satu aspek yang paling menyentuh hati dalam film ini. Persahabatan mereka membantu mereka berdua untuk bertahan hidup di penjara dan memberikan mereka kekuatan untuk terus berharap.

3. Keteguhan Pendirian
Andy tidak pernah menyerah pada prinsipnya, meskipun dia dipaksa untuk melakukan hal-hal yang tidak dia sukai di penjara. Dia selalu menjunjung tinggi nilai-nilai moralnya dan tidak pernah tunduk pada kekejaman para penjaga penjara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun