Moch Atho Illaah
Moch Atho Illaah Journalist Freelance

Journalist - Aku menulis, maka aku ada.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Dengan Budaya Konsumtif, THR Hanya Jadi Kabar Buruk?

6 Juni 2018   04:12 Diperbarui: 6 Juni 2018   04:19 974
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dengan Budaya Konsumtif, THR Hanya Jadi Kabar Buruk?
Gambarlucu.com

Memasuki terakhir bulan ramadhan atau menjelang Hari Raya Idul Fitri, biasanya orang-orang ramai membicarakan soal THR, tapi bukan dari singkatan  'Taman Hiburan Rakyat', akan tetapi 'Tunjangan Hari Raya'. Tentu hal ini menjadi kabar gembira bagi mereka, mulai dari kalangan pekerja lepas (honorer), karyawan kontrak, karyawan tetap, PNS, TNI, maupun POLRI. Namun tentu tak sedikit juga menjadi kabar buruk bagi mereka.

Tulisan ini coba membahas dari sudut pandang tentang keluh kesah bagi sang penerima THR. Kenapa seperti itu? Iya, karena orang yang sudah menerima THR belum tentu gembira, pasalnya ada saja dari kita yang belum (Legowo-jawa) nerima dengan bermacam faktor yang sangat kompleks.

Sebetulnya, THR itu hanya uang tunjangan yang kita terima jika bekerja kepada sebuah perusahaan atau pemerintahan sebagai persiapan menjelang hari raya, tunjangan itulah kadang menjadi tekanan untuk kita. Ketika menjelang hari raya ini, ada banyak sekali godaan yang muncul, seperti saat Istri meminta baju, gamis, kerudung, sandal atau sepatu baru.

Belum lagi belanja kue untuk menyuguhi orang dan sanak famili yang bertamu ke rumah kita. Apalagi dengan adanya tradisi harus menyediakan angpao untuk saudara kecil dan keponakan. Dan yang paling besar menyita pikiran dan anggaran yaitu biaya mudik. Yang jelas biaya operasional mudik setiap tahunnya makin mahal. Beberapa faktor itulah yang menjadi kabar buruk untuk kita.

Memang semuanya itu tidak bisa kita pungkiri bahwa saat menjelang lebaran, beban pengeluaran menjadi lebih besar, karena di Indonesia ini menganut budaya konsumtif. Sifat manusia saat menjelang hari raya berubah drastis menjadi lebih konsumtif. Walhasil, THR hanya numpang lewat saja.

Moch. Atho' Illah.

Surabaya, 6 Juni 2018[04.10 Wib]

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun