Alvia
Alvia Lainnya

Paringin Selatan, Balangan

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Fluktuasi Iman

24 April 2020   07:44 Diperbarui: 24 April 2020   07:57 986
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fluktuasi Iman
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Assalamualaikum,wr.wb

Oke, sebelum masuk kepembahasan yang tertera pada judul mari kita pahami dulu, apasih fluktuasi? Apasih Iman? Apasih kaitanya dua hal tersebut?

Pertama fluktuasi, adalah ketidak tetapan, guncangan, atau naik turun.

Kedua iman, Iman secara bahasa berarti tashiq (membenarkan) atau bisa juga secara bahasa adalah, pembenaran hati yang melahirkan sikap Terima dan tunduk. Sedangkan secara istilah syar'i "keyakinan dalam hati, perkataan dengan lisan, dan diamalkan dengan anggota badan, bertambah dengan melakukan ketaatan dan berkurang dengan maksiat"

Nah, dari pengertian fluktuasi dan iman tadi maka dapat kita hubungkan dua hal tersebut menjadi dua hal yang sangat berhubungan. Apasih hubunganya?

Iman yang ada didalam dada manusia cenderung tidak tetap, atau mengalami fluktuasi. Tidak mungkin seseorang yang beriman tidak mengalami fluktuasi dalam imanya, hal ini tentunya memiliki sebab.
Jika dilihat dari pengertian iman, maka dapat kita simpulkan bahwa iman bergantung kepada perbuatan.

Nah, perbuatan ini terbagi lagi nih teman-teman. Ada perbuatan baik yang bisa kita setarakan dengan ketaatan dengan Tuhan, sedangkan perbuatan buruk sama dengan maksiat.

Seperti yang terdapat dalam salah satu hadist nabi, yang diriwayatkan oleh imam Muslim yang berbunyi :

Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda, "iman itu ada tujuh puluh sekian pintu. Yang paling rendah dari iman adalah menyingkirkan gangguan dari jalanan, yang paling tinggi adalah kalimat laa ilaha illallah."
( H.R Muslim )

Dari hadis diatas dapat kita ketahui bahwa iman itu ada yang rendah dan ada yang tinggi, hal ini menunjukan bahwa iman itu bisa bertambah dan bisa berkurang.

Tergantung dengan perbuatan kita, jika kita banyak berbuat baik maka otomatis iman kita akan bertambah sebaliknya jika kita berbuat keburukan maka akan berkurang pulalah iman kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun