Alviyatun
Alviyatun Tenaga Kesehatan

Blog : https://alviyatunyudi.blogspot.com/ Pesan : Proses belajar berjalan sepanjang hayat, proses sabar dan ikhlas menerima dan menjalani segala ketentuan Allah dengan ikkhtiyar yang optimal

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Menjaga Silaturahmi di Saat Pandemi

14 Mei 2021   22:00 Diperbarui: 14 Mei 2021   22:26 834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menjaga Silaturahmi di Saat Pandemi
Ilustrasi :Silaturahmi Masa Pandemi (dok.Pribadi)

Silaturahmi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah persaudaraan. Yaitu jalinan atau hubungan yang sangat akrab atau karib seperti saudara. 

Menjaga silaturahmi dalam Islam sangat dianjurkan. Seperti hadist Rasulullah Muhammad SAW sebagai berikut yang dikutip dari kumparan.com :

Rasulullah SAW bersabda: " Wahai manusia, tebarkanlah salam, berilah makan, sambunglah tali persaudaraan, shalatlah di malam hari ketika manusia terlelap tidur, niscaya kalian masuk surga dengan selamat." (HR Ibnu Majah).

Menjaga silaturahmi bisa dilakukan dengan banyak hal diantaranya:

  1. Menancapkan niat dalam hati untuk menjaga silaturahmi hanya karena Allah semata
  2. Saling mengunjungi agar hubungan pertemanan atau persahabatan makin erat.
  3. Saling mendoakan kebaikan dan keselamatan
  4. Saling memberi kabar apabila ada berita penting tentang keluarga atau sanak saudaranya
  5. Bila ada rejeki bisa mengirimkan atau membawakan oleh-oleh sebagai buah tangan atau hadiah
  6. Saling menjaga hal yang bersifat rahasia masing-masing
  7. Saling menjaga dan menghormati kekurangan masing-masing
  8. Saling mengingatkan dalam kebaikan
  9. Memberi nasehat di saat lalai
  10. Saling memotivasi demi kemajuan dalam berkarya
  11. Ikut berbahagia bila mendapat kesenangan dan berempati bila mendapat kesedihan

Ilustrasi : Buah tangan Mengakrabkan tali silaturahmi (dok.Pribadi)
Ilustrasi : Buah tangan Mengakrabkan tali silaturahmi (dok.Pribadi)
Bagaimana menjaga silaturahmi saat pandemi? Silaturahmi tidak harus hadir dalam bentuk fisik. Doa, nasehat, motivasi, sapaan, yang disampaikan melalui media sosial seperti WhatsApp misalnya, adalah bentuk menjaga silaturahmi. Atau melalui aplikasi media sosial lainnya. 

Seperti tak berbatas. Jarak yang bermil-mil pun kini tak jadi masalah. Selama masih menyimpan nomor pribadi yang bisa dihubungi, insya Allah jalinan silaturahmi akan terjaga.

Berbekal niat suci untuk saling menjaga. Dengan menjaga silaturahmi banyak hal dapat dikembangkan. Mungkin suatu saat akan terbentuk sebuah komunitas yang bergerak di bidang sosial. Bukan hanya melulu saling sapa, tapi ada hal positif yang berdampak bagi lingkungan sekitar. Bahkan untuk masyarakat luas. 

Adanya banyak grup dalam media sosial adalah wadah yang tepat untuk menggerakkan gelombang positif tersebut. 

Sebagai misal grup WA alumni SMP ABC. Dalam masa pandemi meminimalisir pertemuan, tetapi koordinasi tetap konsisten dilakukan. Hasilnya, semisal terkumpul dana sosial santunan untuk teman alumni yang mengalami musibah. Dan ada perwakilan panitia yang menyampaikan ke yang bersangkutan tanpa harus beramai-ramai kumpul banyak orang.

Sebuah grup WA trah keluarga X, sesuai kesepakatan mereka bertemu di hari pertama atau kedua hari lebaran. Karena masa pandemi beberapa yang merantau di luar daerah, tidak dapat datang dalam bentuk fisik. Salah satu alternatifnya mereka melakukan video call saat acara pertemuan diadakan. 

Hati pun bahagia walau hanya bisa ketemu lewat video call. Tak pulang tak mengapa, yang penting ada sapa, hati kan bahagia. Rindu bertatap muka bisa ditunda, jika Corona telah mereda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun