Amelina Junidar
Amelina Junidar Guru

Nama pena Elina Ajrie. Ibu rumah tangga. Hobi coret-coret semenjak kelas 3 SD. Sudah memiliki sekitar 6 buku puisi solo dan 20 antologi cerpen-puisi.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Di Mana Engkau, Lailatul Qadar?

27 Maret 2023   22:30 Diperbarui: 27 Maret 2023   22:44 753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di Mana Engkau, Lailatul Qadar?
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Dalam berbagai literatur, sering sekali umat muslim diwajibkan berpuasa karena kado lailatul qadr sebagai salah satu keistimewaannya. Sebagaimana diterangkan dalam surat Al-Qadar ayat 1-5, yang artinya:

1/ Sesungguhnya kami telah menurunkan Al-Quran pada malam lailatul Qadr

2/Tahukah kamu apakah lailatul qadr itu?

3/ Lailatul qadr itu lebih baik daripada 1000 bulan

4/Pada malam itu turun para malaikat dan R (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan

5/ Sejahteralah malam itu sehingga terbit fajar 

Semua umat muslim pasti termotivasi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah selama bulan Ramadhan karena iming-iming malam yang lebih baik daripada 1000 bulan ini. Bagaimana tidak, mendapatkan malam itu sama saja seperti pahala beribadah selama 83 tahun

Usia manusia saja batasnya hanya 63 tahun, sebatas usia Nabiyullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam, jarang ada yang mencapai 83 tahun dengan sempurna, maksudnya dengan keadaan lahir batin tetap prima. Pasti ada saja bonusnya, entah kulit yang sudah menyerupai kerupuak jangek khas Minang atau ingatan yang lemah seperti adegan sinetron kebanyakan ketika pemainnya terbentur permukaan yang keras. 

Lailatul qadr itu sendiri berarti malam kemuliaan, yang artinya hanya hamba yang dimuliakan Allah-lah yang dipertemukan dengannya. Bukan sembarang orang. Jangan harap terlalu tinggi apabila amal saja masih selevel anak TK belajar mengaji. Bukan kita yang mencari, namun dialah yang menemukan. Orang mulia bertemu malam kemuliaan. Bukankah terdengar hebat?

Keberadaan lailatul qadr, jika dikulik dari ayat pertama surat Al-Qadr, bisa jadi pada tanggal 17 Ramadhan, karena kata kunci 'diturunkannya Al-Quran'. Namun, apakah hanya ada satu opsi saja? Tentu tidak, dari berbagai sumber dan pengetahuan yang kita dapat sedari bangku sekolah mengatakan bahwa lailatul qadr terselip di antara malam malam ganjil Ramadhan, terutama 10 hari terakhir. Maka dengan demikian, anjuran untuk mendirikan qiyamul lail sangat gencar dinasihatkan oleh para penceramah dan guru agama pada jamaahnya. 

Apakah pernah ada manusia yang bertemu lailatul qadr? Wallahu a'lam bish shawab. Jawaban saya mungkin saja 'pernah', tetapi tidak ada yang betul-betul menyadarinya. Sebuah hadits dari Ibnu Abbas yang diriwayatkan oleh Ath Thoyalisi menyebutkan bahwa 'lailatul qadr adalah malam yang penuh kelembutan, cerah, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi harinya matahari bersinar lemah dan tampak kemerah-merahan'. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun