Amidi
Amidi Dosen

Dosen dan Pengamat Ekonomi

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Pelaku Binis Dadakan di Bulan Ramadhon Hanya Dapat Memburu Konsumen dalam Waktu Terbatas

16 Maret 2024   13:43 Diperbarui: 16 Maret 2024   13:47 725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelaku Binis Dadakan di Bulan Ramadhon Hanya Dapat Memburu Konsumen dalam Waktu Terbatas
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Oleh Amidi

 

Seiring dengan masuknya  bulan Ramadhon, seiring dengan itu pula mulai muncul pelaku bisnis skala kecil atau pedagang kaki lima (K-5) dadakan.


Biasanya  barang yang  mereka dagangkan adalah makanan/minuman yang dibutuhkan atau yang akan dibeli konsumen untuk dimakan pada saat berbuka puasa, dan biasanya tempat mereka menggelar barang dagangannya ditepi jalan raya, ditepi jalan yang berada dikampung-kampung/ di RT-RT, di tempat yang sudah disediakan khusus dengan jalan menyewa, serta mereka hanya memburu konsumen dalam waktu terbtas yakni mulai mereka menggelar barang dagangannya sekitar puluk 16.00 WIB sampai dengan menjelang berbuka puasa, lebih kurang pukul 18.00 WIB, selebihnya konsumen sudah kembali kerumah masing-masing untuk berbuka puasa.

 Kondisi tersebut akan dialami semua pedagang K-5 dadakan tersebut, kecuali pedagang K-5 dadakan yang mempunyai tempat permanen, karena mereka membuat sendiri di tepian jalan di depan rumahnya atau menyewa suatu tempat  yang telah disediakan tersebut. Jika demikian, mereka mempunyai banyak waktu untuk memburu konsumen. Dengan kata lain, mereka mempunyai kesempatan yang lebih luas untuk menawarkan barang dagangannya (makanan/minuman) tersebut.

            Berlomba-lomba Memburu Konsumen.

 Bila diperhatikan, semua pedagang K-5 tersebut, berlomba-lomba memburu konsumen yang akan membeli makanan/minuman yang akan mereka makan pada saat berbuka puasa. Jika tempat mereka menggelar barang dagangan atau berjualan ditepi jalan di kampung-kampung atau di RT-RT, biasanya konsumen yang akan diburu-nya adalah konsumen yang berada disekitar kampung atau RT tersebut, dan biasanya didominasi oleh mahasiswa yang tidak memasak sendiri atau mahasiswa yang menyewa rumah/bedeng/asrama yang tidak menyediakan makanan/tempat mahasiswa tinggal lainnya.

Selain itu, konsumen yang mereka buru pun, ada juga sebagian dari emak-emak atau penduduk  kampung atau sekitar RT atau penduduk sekitar kampung atau sekitar RT yang tempat mereka menggelar barang dagangannya, yang akan menambah makanan yang sudah disiapkan sendiri di rumah, dengan cara membeli pada pedagang K-5 dadakan tersebut.

Dengan demikian, berarti konsumen yang mereka buru pun terbatas. Selain waktu menggelar barang dagangan yang terbatas, mereka juga dihadapkan konsumen yang terbatas pula. Untuk itu, pedagang K-5 dadakan tersebut  harus membuat/mempersiapkan startegi, agar barang dagangannya "laris" dan  habis terjual

            Startegi Bisa Dilakukan.

           

 Jika para pelaku bisnis skala besar telah  melakukan berbagai strategi bisnis-nya, maka pelaku bisnis skala kecil dan atau pedagang K-5 pun perlu melakukan startegi, terutama pedagang K-5 dadakan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun