Kecanduan Nonton Para Pencari Tuhan Saat Sahur Tiba
Saat sahur tiba setiap bulan ramadan, berbagai macam cara untuk menahan ngantuk. Setelah makan "sahur" sangat sulit menahan ngantuk. Ingin tidur subuh akan kesiangan dan tidak dapat waktu shalat shubuh tepat waktu. Ingin membaca atau mengaji rasanya godaan mata tidak terbiasa. Untung saja ada seri hiburan yang bisa mengalihkan rasa ngantuk yakni menonton serial Para Pencari Tuhan. Dengan menonton tivi hingga waktu imsak dan waktu shalat shubuh tiba rasanya adalah waktu yang pas agar bisa menahan mata lelah tadi.
Serial Para Pencari Tuhan adalah serial yang sering ditayangkan setiap ramadan tiba. Sinetron Indonesia yang satu ini semakin tahun semakin mencerahkan meski para tokoh sering terganti tetapi ada tokoh tertentu yang dirindukan oleh pemirsa termasuk saya. Yang pertama adalah Pak Jalal seorang mashur karena bergelimpangan harta. Meski di awalnya sangat miskin.
Aktingnya seakan natural sekali ditambah dengan perwajahan yang pas memainkan peran tersebut. Kedua adalah Asrul dan Udin. Kedua tokoh ini adalah dua orang sahabat yang selalu membuat kelucuan dengan karakter berbeda namun kelas sosialnya sama.
Ketiga adalah Bang Jack sendiri yang secara fakta bahwa ialah aktor utama di dalam film/ sinetron tersebut. Ia tetap mempertahankan kesederhanaannya dengan hidup di mushallah. Melayani para jamaah baik masalah agama maupun masalah sosial lainnya.
Keempat adalah tokoh tiga sekawan yang dari awal diperankan oleh Celsi, Barong dan Juki. Ketokohan mereka memberikan warna tersendiri di dalam sinetron tersebut yakni orang lugu dalam hal agama. Namun aktingnya sangat dirindukan saat hidup berdampingan dengan tokoh lainnya di dalam mushallah. Hal ini menunjukkan bahwa siapa pun kamu namun dalam hal agama kita sama.
Tak ada artis, tak ada orang kaya semua strata itu hilang. Kelima tentu pemeran muda mudi yang selalu ada bumbu cinta dalam setiap sinetron. Entah ini berganti tiap episode, namun pemeran muda mudi yang saling mencari cinta ini sangat mewarnai kehidupan fiksi tokoh-tokoh dan alur cerita di dalamnya. Ibarat sebuah pemanis dalam setiap alur cerita dan setiap episode yang selalu dinantikan pemirsa.
Kehadiran sinetron tersebut banyak memberikan edukasi agama. Sehingga sangat tepat bila hasil buah tangan Dedi Miswar ini ditayangkan setiap ramadan. Jika perlu serial lama diputar kembali. Kita tidak jenuh dengan ceritanya melainkan kita rindu dengan akting jenaka para tokoh yang berperan di dalamnya.