Potensi Wisata Malino Kota Bunga Menjadi Salah Satu Kebanggaan Berwisata di Indonesia
Indonesia memiliki potensi wisata alam yang sangat luar biasa. Bentang alam yang sangat eksotis mulai dari gunung, bukit, danau, sungai, pantai, hingga bawah laut selalu memanjakan mata dan menyisakan kisah. Wisata alam Indonesia tak ada duanya sebab berjejer ribuan pulau sehingga tercipta beragam wisata alam bahari, hutan hingga perbukitan. Wisata alam tersebut sebagian di antaranya masih segar dan belum terjamah oleh industrialisasi dan teknologisasi. Sehingga asih banyak lokasi wisata yang menjadi surga para wisatawan khususnya penikmat alam bebas untuk mengeksplore sembari berwisata di Indonesia dan hal tersebut dapat dilakukannnya baik di pesisir pantai maupun di daratan.
Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki panorama eksotis dengan tawaran udara yang segar dan alami adalah daerah kawasan wiisata alam Malino. Kawasan wisata alam malino memiliki ragam wisata yang dapat dikunjungi oleh wisatawan sesuai dengan keinginan dan sesuai dengan kebutuhan wisata. Jika berangkat sendiri maka kita akan bebas memilih wisata alam bebas seperti camping sendiri di tengah keramaian atau memilih penginapan minimalis dengan standar makanan perorangan. Namun jika berangkat berpasangan atau rombongan kita bisa memilih wisata yang sifatnya luas seperti di taman bunga, kebun teh, atau hutan pinus dengan tawaran penginapan villa atau hotel.
Pada dasarnya Malino merupakan salah satu desa di kecamatan Tinggi Moncong kabupaten Gowa Sulawesi Selatan. Daerah tersebut merupakan salah satu dataran yang dikelilingi pegunungunan Bawakaraeng sehingga menjadikannya sangat sejuk dan alami. Berbagai tanaman pun dapat tumbuh subur karena iklimnya sangat mendukung terutama sayuran, buah-buahan dan perkebunan teh.
Malino sangat familiar dengan sabetan kota Bunga dan menjadikannya sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Sulawesi Selatan karena memiliki berbagai tawaran wisata yang menarik. Sepanjang perjalanan saat memasuki wilayah Malino dapat disebut sebagai spot wisata yang menarik dan instagramable. Panorama alam yang indah nan eksotis memanjakan mata para pengendara dari arah kota Makassar menuju ke kota Malino. Aliran sungai Jenneberang dari kaki gunung Bawakaraeng menjadi salah satu pemandangan indah sebab sungai yang diapit bukit mengantar air dari Malino ke perkotaan. Pohon pinus di sepanjang jalan pun menambah kesejukan para pengendara serta tawaran wisata kuliner sembari memanjakan tubuh untuk rehat sejenak.
Perjalanan dari kota Makassar ke Malino dapat ditempuh 2 jam. Namun alangkah baiknya kita memilih untuk bermalam di sana sebab nuansa pagi dan senja yang paling dirindukan. Beberapa penginapan sederhana hingga sekelas hotel berbintang ada di sana. Harganya pun mulai dari 150 ribu per kamar/ per malam di pusat kota Malino, dan tentu berbeda jika kita menyewa villa, hotel atau rumah kurcaci sebab bukan hanya kamar tidur yang kita sewa saja melainkan berbagai fasilitas lain yang dapat memanjakan pengunjung.
Di lokasi wisata Maliono terdapat beragam wisata yang sudah didesain secara moderen, tradisional maupun yang masih alami seperti persawahan, perkebunan, sungai, air terjun, hutan, hingga pegunungan Bawakaraeng sebagai daerah puncak di Malino tersebut. Bagi siapapun yang pernah merasakan suasana alam di pagi hari atau di malam hari di daerah kawasan wisata Malino akan rindu untuk kembali.
Melihat ragam wisata yang ada sehingga pengunjung dapat memilih tawaran wisata yang berbayar atau gratis. Beberapa tawaran wisata yang berbayar seperti berkunjung ke Malino High Land dengan tawaran hamparan kebun teh yang menghijau membuat mata sangat segar di pagi hari atau di sore hari. Demikian tawaran wisata di kebun strawberry, kebun sayur, dan kebun buah lainnya yang menawarkan pemetikan buah secara langsung sehingga yang kita bayar adalah buah atau sayur. Beberapa tawaran lainnya yang berbayar seperti naik kuda berkeliling kota bunga itu, berkeliling di hutan Pinus, berkuda keliling di kebun teh, dan sebagainya. Adapun tawaran wisata yang tidak berbayar seperti berkemah di hutan Pinus di kaki gunung Bawakaraeng, berkunjung ke danau Tanralili, ke wisata sungai, lembah Ramma, ke wisata air terjun, ke puncak gunung Bawakaraeng atau sekedar keliling dengan kendaraan sendiri. Setelah dengan kepenatan di kota beserta polusi udara yang kurang segar serasa terbayar jika hanya berwisata sehari semalam di Malino. Sepulang dari Malino jangan lupa belanja oleh-oleh tanaman bunga, edelweis (bunga abadi), sayuran dengan harga murah, minuman markisa, serta cemilan khas malino seperti es cendol dan kue kacang (tenteng dalam bahasa Makassar).
#DiindonesiaAja