Banyak Kulit Buah di Bulan Ramadhan? Jadikan Ecoenzyme Saja
Dalam cairan ecoenzyme terdapat kandungan hidrogen peroksida, etanol, asam asetat, amilase, protease dan lipase.
Saya sendiri berkenalan ecoenzyme ini dari salah satu teman blogger yang kerap mempromosikan produk ini dalam setiap unggahannya. Karena penasaran, saya pun mencoba membuat sendiri ecoenzyme dari buah-buahan yang saya olah menjadi es buah di bulan Ramadan.
Saat itu, karena tidak memiliki stok gula merah saya menggantinya dengan gula pasir biasa. Belakangan saya baru tahu kalau penggunaan gula pasir tidak disarankan karena gula pasir bukan produk gula murni melainkan produk olahan,
Sesuai dengan panduan yang diberikan, saya pun mendiamkan ecoenzyme buatan saya selama 3 bulan. Setelah 3 bulan, tibalah masa panen.
Saya buka tutup botol ecoenzyme dan terciumlah wangi khas ecoenzyme yang asam dan perpaduan dari wangi kulit buah yang digunakan.
Saya kemudian menyaring larutan yang ada dan memindahkannya ke dalam botol-botol bekas dan digunakan sesuai dengan kebutuhan. Biasanya saya menggunakan ecoenzyme ini untuk dicampurkan ke sabun cuci piring, membersihkan kompor dan juga mencuci pakaian.
Selama kurang lebih satu tahun membuat ecoenzyme ini jujur saya sangat takjub dengan hasil yang diberikan. Dari beberapa penggunaan terhadap ecoenzyme ini, hasil yang paling terlihat adalah wajan dan panci saya yang dulunya menghitam kini warnanya sangat kinclong.
Bahkan saat pertama kali menggunakan ecoenzyme ini saya dibuat heran karena tiba-tiba saja kerak-kerak yang ada di bagian bawah wajan rontok tanpa perlu disikat.
Karena sangat suka dengan hasilnya ini, sekarang membuat ecoenzyme menjadi salah satu rutinitas bulanan saya karena kalau tidak distok bisa-bisa saya kehabisan cairan sebelum waktunya dan harus menunggu 3 bulan untuk bisa menggunakan ecoenzyme lagi.
Bagaimana dengan pembaca sekalian? Kalian sudah membuat ecoenzyme belum?