Any Sukamto
Any Sukamto Penulis

Ibu rumah tangga yang berharap keberkahan hidup dalam tiap embusan napas.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Waisak dan Ramadan, Menyatukan Semangat Mengetuk Pintu Langit Memerangi Pandemi

7 Mei 2020   23:20 Diperbarui: 7 Mei 2020   23:30 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Waisak dan Ramadan, Menyatukan Semangat Mengetuk Pintu Langit Memerangi Pandemi
kompas.com

Kamis, 7 Mei 2020 bertepatan dengan hari raya Tri Suci Waisak 2564BE bagi umat Buddha. Sementara, umat Islam saat ini sedang menjalankan ibadah puasa Ramadan 1441H memasuki hari yang ke-15. Dua peristiwa keagamaan yang penting bagi masing-masing pemeluk agama terjadi bersamaan di tengah pandemi tahun ini. 

Ada kesamaan dari dua peristiwa ini, masing-masing tidak bisa melakukan peribadatan di tempat beribadah sebagaimana layaknya tahun lalu. Masing-masing hanya bisa melakukan peribadatan di rumah, atau melalui daring. Semoga kesakralan doa tetap bisa dipanjatkan walau tanpa berkumpul di tempat ibadah.

Tangkapan layar video metro tv
Tangkapan layar video metro tv
Berharap semangat Ramadan dan Waisak tetap terjaga walau harus beribadah dari rumah, dengan adanya pandemi seperti sekarang ini, seharusnya ketakwaan kepada Tuhan justru akan bertambah. Doa-doa yang dipanjatkan diharapkan bisa turut mengurai permasalahan yang timbul akibat pandemi. 

Bagaimanapun juga, pandemi yang telah merusak sendi-sendi kehidupan. Seluruh sektor kehidupan mengalami gejolak, terlebih sektor ekonomi  terasa sangat memprihatinkan. Namun, semangat optimis menghadapi pandemi harus tetap berkobar agar keadaan segera kembali normal.  

kompastv
kompastv
Mengetuk pintu langit, adalah upaya vertikal yang bisa dilakukan bersama melalui doa. Umat Buddha berharap pada kekuatan Siddharta Gautama, untuk menjaga dunia agar segera kembali normal, tenteram dan damai. Untuk upaya horisontal, salah satu contohnya adalah menjaga persaudaraan agar tampak kerukunan dalam kehidupan beragama serta gemar berbagi terhadap sesama.  

Ilustrasi oleh Pixabay.com
Ilustrasi oleh Pixabay.com
Umat Islam pun demikian, dengan semangat Ramadan meraih pahala dari Allah sebanyak mungkin dengan mematuhi segala perintah dan menjauhi semua larangan. Sunah ditegakkan dan kewajiban didahulukan.Kesamaan pada kedua ajaran yang berbeda ini terletak pada perlakuan terhadap sesama yang membutuhkan, saudara atau tetangga. Saling berbagi, saling mengasihi, saling menolong, adalah ajaran yang harus diterapkan. Bersamaan dengan dua peristiwa besar ini, tentu ajaran ini akan semakin kuat menyatukan semangat.

Pandemi diperangi langsung dengan cara beribadah dari rumah, sedangkan berbagi terhadap yang membutuhkan merupakan wujud saling menyayangi dengan berbagi. Semoga pandemi segera pergi dan bumi kembali berseri

Tangkapan layar video metro tv
Tangkapan layar video metro tv
.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun