Any Sukamto
Any Sukamto Penulis

Ibu rumah tangga yang berharap keberkahan hidup dalam tiap embusan napas.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Ojo Mulih, Sayangen Keluargamu #JanganMudikDulu

21 Mei 2020   13:32 Diperbarui: 21 Mei 2020   13:47 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ojo Mulih, Sayangen Keluargamu #JanganMudikDulu
Tangkapan layar video iklan Pertamina untuk imbauan #Janganmudikdulu

Setelah berpuasa satu bulan lamanya, Idul Fitri adalah hari yang dinanti. Berlebaran juga merupakan hal yang tak bisa ditahan. Namun, pandemi masih menghuni bumi pertiwi. Manakah yang akan kita pilih, bertahan atau menantang? 

Kerinduan pada kampung halaman yang kian membuncah. Bertemu sanak famili pun semakin menghantui. Akan tetapi, bahaya juga menghadang di tengah jalan.

Idul Fitri memang saatnya berkumpul bersama keluarga dan handai tolan. Hari besar yang selalu dinanti untuk mengobati rasa rindu kepada mereka yang telah lama ditinggalkan dan lama tak bertemu. Kesempatan setahun sekali untuk mengobati rindu, kini harus terhalang pandemi yang berkepanjangan.

Tangkapan layar video dari iklan Pertamina untuk imbauan #Janganmudikdulu
Tangkapan layar video dari iklan Pertamina untuk imbauan #Janganmudikdulu
Begitu halnya dengan Udin, lelaki yang kini menetap di ibu kota. Menjadi kebiasaannya pulang ke kampung halaman setahun dua kali. Namun, karena kini pandemi menghalangi, ia hanya mampu menghubungi Emak dan sanak famili melalui HP yang dimiliki.

"Aku rapopo. Ojo mulih, sayangen keluargamu #janganmudikdulu," kata Emak di ujung telepon. "Nanging kirimane ojo lali1."

"Iyo, Mak. Mengko jam 10, yo. Aku mangkat ATM," jawab Udin. "Ojo lali rengginang e sing lurjuk, yo, Mak2."

Sudah menjadi kebiasaan saat di kampung, Emak akan menyiapkan sajian rengginang lurjuk kesukaan Udin. Waktu kembali pun Emak akan membekalinya dengan yang mentah dan yang matang sebagai oleh-oleh. Jadi, bukan masalah saat ia tak bisa mudik, rengginang pengganti kerinduan pada Emak masih bisa dirasakan.

Hanya satu yang Udin harap, dengan tetap tinggal di ibu kota dan tidak mudik akan menjaga Emak serta dirinya dan keluarga tetap sehat. Dengan tidak ikut menyebar virus (yang bisa jadi menempel di dirinya), berarti sudah membantu pemerintah terutama mengurangi pekerjaan tenaga medis menyembuhkan penderita. Dengan tidak ikut berdesakan mudik, ia juga akan membantu teman-temannya yang terkena PHK akibat pabrik atau tempat kerjanya yang tutup.

Tangkapan layar video dari iklan Pertamina untuk imbauan #Janganmudikdulu
Tangkapan layar video dari iklan Pertamina untuk imbauan #Janganmudikdulu
Beberapa teman dekat pun dianjurkan Udin untuk #janganmudikdulu. Menahan rindu sesaat tetapi akan bisa menikmati umur panjang bersama keluarga. Tidak sabar menahan amarah lalu nekat mudik, justru akan meninggalkan petaka. Untuk apa pertemuan yang sesaat tetapi justru akan memisahkan selamanya.

Adakah Udin-Udin lain yang lebih menyayangi Emak? Dengan mudik online justru akan memperpanjang umur semua orang yang di sayang. Pertemuan sesaat di Idul Fitri jangan menjadikan penyesalan selamanya. 

Jadi, tunda mudik untuk pertemuan selanjutnya yang lebih berkesan dan bermakna. #JanganMudikDulu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun