Bos Muda yang Gemar Berbagi
Bisa jadi, semua terwujud atas usaha dan doanya dikabulkan Allah. Sebab, selain sedekah yang selalu dikeluarkan untuk memberi makan sejumlah anak yatim di panti asuhan setiap hari Jumat, perusahaan tersebut mewajibkan karyawannya membaca doa dan membaca kitab suci Al-Qur'an setiap pagi, walau hanya satu ayat. Hal itu dilakukan saat briefing pagi.
Jam kerja yang dimulai pukul 8.00 tepat hingga pukul 17.00 itu, tiga puluh menit awal digunakan untuk berdoa dan membaca Al-Qur'an, bergantian bagi semua karyawan yang ada di kantor. Selanjutnya, jika memang tidak ada masalah yang harus dibahas dalam briefing maka kegiatan selanjutnya adalah kembali ke meja masing-masing untuk menyelesaikan pekerjaan. Bila ada yang ingin melanjutkan salat Duha, Pak Bos tidak keberatan sama sekali. Baginya, kepentingan dunia harus sebanding dengan bekal urusan akhirat kelak.
Beberapa proyek besar yang pernah dikerjakan sebelumnya membuahkan hasil yang baik. Perusahaan mendapatkan untung yang lumayan. Namun, keuntungan itu tidak semata-mata masuk ke kantong pribadinya. Beberapa karyawan yang loyal dan bagus kinerjanya diikutkan kursus, seminar, atau pelatihan untuk menambah skill dan wawasan yang ada kaitannya dengan kemajuan perusahaan.
Untuk bagian keuangan, karyawan yang berkompeten diikutkan pelatihan manajemen dan tata kelola keuangan perusahaan. Untuk bagian desain, didatangkan instruktur khusus untuk mengajari cara membuat desain terbaik dengan program terbaru. Sedangkan untuk marketing, diikutkan juga pada seminar-seminar yang berkaitan dengan pemasaran, agar marketingnya percaya diri dan mampu menjual lebih banyak.
Salah satu yang mendapat kesempatan emas itu adalah saya. Sungguh suatu keberuntungan yang sangat-sangat istimewa dan belum pernah saya angankan sebelumnya. Bagaimana tidak, saya diikutkan seminar Financial Revolution yang pematerinya adalah Tung Desem Waringin (TDW).
Seperti yang kita ketahui, untuk bisa ikut seminar ini sehari saja berapa biaya yang harus kita keluarkan. Terlebih bagi kantong saya yang jarang menggelembung, hihihi. Nah, ini saya diikutkan seminar tiga hari. Senang sekali bukan?
Beruntungnya lagi, bukan hanya sekali, saya diikutkan seminar lain yang biayanya juga nggak murah bagi saya, Top Coach Indonesia. Sungguh, pengalaman mahal yang saya dapatkan, dari perusahaan yang boleh dibilang masih merintis, tetapi mau berkorban. Dan belum tentu kesempatan itu saya dapatkan dari perusahaan lain yang mungkin lebih besar.
Bagi saya, kesan yang masih membekas dari perusahaan tersebut adalah, Pak Bos yang saleh dan baik hati, sangat gemar sedekah dan berbagi, bukan hanya materi tetapi juga ilmu. Keuntungan yang seharusnya bisa dia nikmati bersama anak dan istrinya malah dibagikan untuk meningkatkan ketrampilan karyawannya, dengan harapan bisa memajukan perusahaan.
Tak jarang juga, kami diberi hak dan jatah untuk "Entertainment". Sekali dalam sebulan kami diberi jatah uang untuk berkaraoke bersama teman sekantor atau sekadar makan bersama. Baru di sini saya menemukan kenyamanan kerja yang benar-benar beda.
Saat Ramadan tiba, jatah Entertainment digunakan untuk buka bersama, juga mengundang ustaz atau anak yatim dari panti asuhan. Dan jumlahnya lumayan, lho. Saya salut dengan cara Pak Bos berbagi. Sepertinya lelaki paling dermawan adalah beliau, begitu penilaian saya waktu itu.
Namun sayangnya, beberapa bulan setelah itu, perusahaan diterpa angin kencang dan badai yang sangat mengancam dan memorak-porandakannya. Seolah kapal yang sedang berlayar tenang, tiba-tiba dibuat oleng dan seolah tak bisa bertahan lama hingga akhirnya runtuh.