Antara Bakso Solo, Bakwan Malang, dan Bakso Surabaya, Pilih Mana?
Adakah di antara para pembaca yang tidak suka bakso? Sejak kapan mengenal bakso? Sudah berapa lama menyukai bakso?
Tiga pertanyaan di atas sepertinya sulit untuk dijawab. Siapa yang tidak kenal bakso? Sedangkan dari kecil saja kuah bakso menjadi alternatif utama saat anak-anak tak mau makan.
Dari kecil kita sudah disuapi dengan bakso, dipotong kecil-kecil agar kita bisa mengunyah dan menelan. Atau hanya dengan kuahnya saja. Masih ingat saat itu usia berapa?
Bukan hal yang aneh bila pada akhirnya kita suka dengan bakso. Di mana saja kita dengan mudah menemukan pedagang bakso. Baik yang dijajakan keliling dengan gerobak atau yang menetap seperti di warung-warung atau restoran.
Tempat yang nyaman pun disediakan oleh pedagang bakso agar para penggemarnya banyak yang berkunjung. Meskipun hanya sekadar beli untuk dibungkus dibawa pulang atau untuk makan di tempat bersama teman dan kerabat.
Sepertinya tak ada yang menolak jika diajak makan bakso. Terlebih jika varian rasanya mengundang selera. Dari mulai yang murah hingga mahal pun disediakan.
Ada yang suka dengan bakso biasa, tapi ada juga yang suka dengan macam-macam isian. Pendamping bakso pun kini macam-macam, ada tetelan, ada sumsum tulang, ada kikil, atau yang umum seperti tahu, siomay, dan gorengan.
Dari beberapa macam bakso yang ada, mulai bakso Solo, bakwan Malang, bakso Suroboyo, bagi saya pribadi yang penting saat menambahkan saus, kecap dan sambalnya pas. Jadinya nikmat.
Bakso Solo enak, bakwan Malang juga khas, tapi bakso Suroboyo juga nggak kalah enak. Apalagi makannya ramai-ramai sama teman atau saudara. Syukur-syukur malah ditraktir. Asli, makin nyaman saja makan bakso.
Seperti halnya beberapa waktu lalu, saat salah satu teman kami ada yang berulang tahun lalu mentraktir makan bakso. Baksonya saja sudah enak apalagi makannya barengan. Makin mantap saja kan? Pulangnya masih dibungkusin lagi. Uh, sedap!