Mantan penyiar radio, jurnalis, editor dan writer situs entertainment. Sekarang sebagai freelance content/copy writer dan blogger. Penyuka solo travelling, kucing dan nasi goreng
Hiburan Sahur di Lorong Sekolah yang Berujung Penampakan
Ingin rasanya aku ikut turun dengan grup terakhir itu tapi karena menjadi panitia, aku dan temanku harus membereskan tikar lipat dan peralatan makan serta minum kami sebelum turun dan bergabung dengan pos terakhir.
Dan saat itulah, terjadi.
Seperti adegan-adegan dalam film horor, aku sedang membereskan barang membelakangi lorong lalu kemudian temanku menatap ujung lorong dengan tatapan horor. Tangannya terangkat menunjuk sesuatu di belakangku, tapi tampak kaku. Aku tahu ada sesuatu yang tidak beres terjadi, apalagi bulu kuduk langsung merinding.
"Putih, itu putih. Itu, tinggi. Itu ke sini,"
Benar-benar mirip adegan film hantu, mendadak pintu ruangan kelas yang paling dekat dan seharusnya terkunci terbuka begitu saja dan kemudian terbanting tertutup sangat kasar. Aku tak berani melihat apa yang sebetulnya ada di belakangku, tapi aku langsung berlari meninggalkan segalanya. Menuruni tiga anak tangga sekaligus dan menerobos rombongan grup 10 di halaman sekolah yang berjalan menuju ruang OSIS.
Yang kutahu suara teriakan temanku terdengar begitu panjang dan aku baru sadar aku meninggalkannya.
Aku hanya terus meminta maaf padanya saat kami menyantap sahur, 1,5 jam kemudian. Temanku yang kutinggalkan tadi sudah sejam yang lalu tersadar dari pingsannya. Wajahnya sudah kembali segar dan dia tidak kesal padaku, malah menertawakan bagaimana aku bisa melompati tiga hingga empat anak tangga sekaligus tanpa terpeleset.
"Sori deh sori, aku baru sadar kalau pocong lantai atas juga sering iseng. Tapi seru kan? Hiburan buat jelang sahur kalian. Bisa jadi kenang, ke,-"
Aku tak tahu apa kalimat yang hendak dilanjutkan temanku salah satu anggota OSIS itu. Karena aku sudah menyumpal mulutnya dengan buah pisang yang bahkan belum dikupas. Dalam hatiku aku masih belum memaafkannya hingga sekarang.
Hiburan sahur, gundulmu itu.