Arai Amelya
Arai Amelya Freelancer

Mantan penyiar radio, jurnalis, editor dan writer situs entertainment. Sekarang sebagai freelance content/copy writer dan blogger. Penyuka solo travelling, kucing dan nasi goreng

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Mendengar Curhatan si Kulit, Organ Terluar Tubuh Saat Berpuasa

11 April 2023   15:30 Diperbarui: 11 April 2023   15:32 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mendengar Curhatan si Kulit, Organ Terluar Tubuh Saat Berpuasa
foto: Sincerely Media/UNSPLASH

Hai, apa kabar?

Tanpa terasa, bulan Ramadan sudah memasuki hari ke-20. Tak perlu malu mengakuinya kalau kalian sudah harap-harap kapan THR (Tunjangan Hari Raya) bakal cair. Atau mungkin senang mengetahui tinggal 10 hari lagi harus berpuasa, dan kemudian bisa bebas menyantap opor ayam dan aneka jajan di meja itu.

Aah, manusia memang sangat unik. Ingin menampilkan yang terbaik di media sosial soal upgradeĀ diri mereka selama Ramadan, tapi dalam kenyataannya aku tahu kalau kalian juga begitu suka rebahan di atas kasur. Tenang, rahasia kalian aman bersamaku.

Bersama aku, si kulit, organ terluar dari tubuhmu yang selama ini menjadi garda terdepan kalau terkena debu, terkena panas matahari, terkena hujan dan udara dingin menggigil, hingga bersentuhan dengan permukaan benda atau sesuatu yang menjijikan.

Namun bisakah kalian mendengarkan ceritaku?

Cerita yang kurasa tidak akan butuh waktu lama untuk kalian baca di sela-sela mengintip jam yang menitnya seolah tak bergerak itu.

Ya, aku tahu aku tidak seperti lambung yang hampir setiap jam bekerja itu. Aku paham kalau lambung si elastis yang ukurannya mengecil saat puasa itu memang mengeluarkan banyak sekali asam dan bekerja jauh lebih keras, saat kalian berbuka dengan rakusnya. Namun aku juga tidak seperti hati yang bisa beristirahat panjang selama 12 jam saat kalian berpuasa, karena tidak ada jobdesk untuk memecahkan senyawa racun maupun glukosa.

Aku adalah kulit yang juga merasakan dampak tersendiri.

Saat kalian berpuasa dan cadangan cairan dalam tubuhmu itu berkurang, aku pun menjadi kering seperti tanah Gunungkidul di musim kemarau. Kalau aku dibiarkan kering seperti ini dan kalian terus-menerus mengajakku bekerja melewati jalanan yang penuh polusi lalu diam di dalam ruangan ber-AC selama Ramadan, aku bisa menjadi kusam dalam waktu singkat dan mudah terluka saat terkena goresan.

Jadi, cobalah berbaik hati padaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun