Pengalaman Saat Mengisi Kultum Acara Bukber di Sekolah
Ramadan. Ya, istilah ini biasanya nge-trend di sekolah utamanya pada kegiatan pesantren kilat Ramadan. Jadi, siswa dilatih untuk belajar berceramah. Poinnya disini adalah bukan apa yang disampaikan, tetapi pada melatih kepercayaan diri siswa untuk menyampaikan ceramah di depan umum.
Kuliah tujuh menit atau yang sering disingkat dengan kultum, sangat populer sekali terdengar pada bulanPercaya diri adalah hal utama yang harus dimiliki oleh setiap siswa yang akan tampil di depan orang banyak. Dalam hal apapun itu. Baik menjadi pembawa acara, pidato, penceramah, memberi kata sambutan, dan lain-lain. Adapun materi adalah perkara yang mudah di dapat. Materi bisa datang dari ilmu pengetahuan yang dimiliki, atau dari persiapan menjelang tampil.
Sehebat apapun materi yang telah dipersiapkan, atau sepintar apapun dia, kalau belum mempunyai kepercayaan diri untuk tampil di depan umum, maka materi yang telah apik disusun itu dapat menjadi tidak baik hasilnya. Sebab apa? Ia akan kesulitan untuk menyampaikannya karena gerogi berada di depan orang. Oleh karenanya melatih kepercayaan diri itu penting diberikan kepada siswa sebagai bekal mereka.
Empat hari sebelum hari H, kepala sekolah telah menyampaikan kepada saya agar nanti pada acara buka bersama bersama siswa, saya diminta untuk menyampaikan kultum sebelum berbuka puasa. Tak ada pilihan lain selain meng-iya-kan permintaannya. Karena posisi saya sebagai guru mata pelajaran pendidikan agama Islam disitu.
Sayapun mulai menyiapkan materi untuk itu. Berhubung ini acara pada bulan Ramadan, maka saya pilih temanya seputar puasa, dengan judul bagaimana agar ibadah puasa kita maksimal. Ada beberapa catatan penting yang dapat disampaikan, yaitu hal-hal yang menyebabkan puasa kita menjadi sia-sia, dan amalan apa yang dapat memaksimalkan ibadah puasa kita.
Yang pertama, salah satu amalan sholeh yang dapat memaksimalkan puasa adalah mengkhatamkan membaca Alqur'an pada bulan Ramadan. Hal ini senada dengan hadits riwayat Bukhari no. 4998, "Jibril itu (saling) belajar Alqur'an dengan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam setiap tahun sekali (khatam). Ketika di tahun beliau akan meninggal dunia dua kali khatam."
Dalil tersebut menunjukkan bahwa kaum muslimin dianjurkan untuk banyak mempelajari Alqur'an pada bulan Ramadan, juga banyak melakukan tilawah (membaca) Alqur'an. Dengan mengerjakan hal demikian, kita telah mengikuti sunnah Rasulullah.
Yang kedua, meninggalkan hal-hal yang membuat puasa menjadi sia-sia. Apa saja beberapa hal tersebut? Melakukan maksiat dan tidak menjaga lisan. Hakikat puasa adalah menahan, bukan hanya menahan dari lapar dan haus saja, tapi juga menahan diri untuk melakukan maksiat. Maksiat adalah melanggar perintah Allah. Maka jauhilah perkara yang dibenci Allah agar ibadah puasa menjadi maksimal.
Selanjutnya menjaga lisan dari perkataan dusta, sia-sia dan kata-kata yang mengandung makna tidak senonoh. Agar tidak terpancing emosi terhadap hal-hal yang memicu marah, maka katakanlah bahwa Anda sedang berpuasa. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Ibnu Majah dan Hakim pada kitab shohih at targib wa at tarhib no. 1082.
Materi sudah tersusun rapi dan siap untuk disampaikan. Pada hari dilaksanakannya acara bukber, sayang sekali waktunya tidak cukup, sehingga harus segera 'wassalam' karena waktu berbuka telah tiba. Nah, ada beberapa pelajaran yang dapat diambil dari pengalaman ini baik Anda sebagai panitia bukber maupun sebagai orang yang menyampaikan kultum.
Penyelenggara hendaknyalah tidak memaksakan untuk dilaksanakan kultum jika waktunya mepet menjelang berbuka. Jikapun masih ada waktu beberapa menit menjelang berbuka, kosongkan saja kegiatan. Anjurkan kepada hadirin untuk berdo'a masing-masing. Sebab waktu menjelang berbuka puasa adalah waktu yang mustajab untuk berdo'a.