Masihkah Ada Tradisi Beli Baju Lebaran?
Membaiknya perekonomian masyarakat tidak hanya memudarkan tradisi membeli baju menjelang Lebaran namun mereka menciptakan tradisi baru, yakni membeli baju menjelang Ramadan.
Terlihat di Pasar Tanah Abang, Jakarta, menjelang Ramadan tahun ini, diberitakan ratusan pengunjung memadati pasar grosir terbesar di Asia Tenggara itu.
Menjelang Ramadan mereka disebut berburu berbagai macam pakaian dan atribut untuk menjalankan ibadah puasa. Beragam busana muslim, mukena, sarung, sajadah, peci, dan kelengkapan shalat lainnya diburu oleh Ummat Islam.
Kondisi yang demikian pastinya tidak hanya terjadi di Pasar Tanah Abang namun juga di pasar-pasar besar lainnya tidak hanya di Jakarta namun juga di kota lainnya.
Belanja menjelang Ramadan ini menunjukan bahwa tingkat perekonomian Ummat Islam semakin membaik sehingga mereka sudah mengeluarkan uang meski menjelang Ramadan.
Dalam menyemarakan Ramadan mereka tidak hanya membeli baju muslim namun juga perangkat ibadah lainnya. Item yang dibeli terlihat lebih banyak daripada saat menjelang Lebaran.
Bagi Ummat Islam menggunakan hal-hal yang baru di bulan Ramadan juga dirasa penting dan perlu. Mereka menciptakan tradisi baru, yakni belanja menjelang Ramadan selain disebabkan semakin membaiknya perekonomian Ummat Islam juga dikarenakan dalam beribadah mereka juga membutuhkan fashion, mode, atau penampilan.
Rentang waktu puasa selama satu bulan penuh merupakan ruang yang sangat panjang untuk melakukan ibadah termasuk dalam ber-fashion. Baju muslim yang mereka beli untuk Ramadan dirasa mempunyai durasi yang lebih panjang untuk digunakan daripada baju Lebaran yang hanya satu atau dua hari.
Geliat perekonomian Ummat Islam dan maraknya ber-fashion dalam beribadah ini ditangkap oleh pengusaha pakaian sehingga beberapa tahun yang lalu ada produknya yang diberi nama Gamis Syahrini dan Baju Koko Uje. Dua hal inilah yang membuat mall, pasar, dan pusat perbelanjaan marak tidak lagi menjelang Lebaran namun sudah terjadi menjelang Ramadan.
Ketika pemerintah sudah melonggarkan protokol kesehatan di mana masyarakat bisa tarawih berjamaah dan mudik ke kampung halaman, meski ada syaratnya, hal demikian akan menggeliatkan perekonomian di pasar, mall, dan pusat perbelanjaan.
Perputaran uang dalam Ramadan dan Lebaran tahun ini bisa dihitung saat Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayan (Menko PMK) Muhadjir Effendy memprediksi jumlah pemudik tahun ini mendekati 100 juta pemudik.