Tips Aman Mudik dengan Kendaraan Pribadi
Pulang kampung saat lebaran untuk berkumpul bersama handai taulan sudah menjadi tradisi yang terus berkembang di tanah air. Kemajuan ekonomi yang demikian pesat selama 20 tahun terakhir sehingga kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat terasa cukup merata. Salah satu indikasinya adalah jumlah pemilik kendaraan pribadi ( motor dan mobil ) semakin meningkat pula jumlahnya. Hal ini tentu saja semakin membawa dampak macetnya lalu lintas di jalan raya hamper di semua kota. Apalagi, saat masa mudik menjelang dan sesudah hari Idul Fitri dan pada masa akhir tahun. Sekalipun yang terakhir ini belum begitu terasa gaungnya.
Penambahan jalan bebas hambatan atau jalan tol serta pelebaran jalan nasional dan antar propinsi sudah dilakukan untuk mengurai dan mengurangi kemacetan sudah banyak dilakukan. Tetapi masih saja di banyak titik terjadi kemacetan yang tentu saja semakin menjadi beban ekonomis dan psikologi tersendiri bagi pemudik.
Beban ekonomis karena beaya yang dikeluarkan untuk pemakain bahan bakar kendaraan semakin banyak demikian juga beaya konsumsi meningkat pula selama perjalanan. Berdasarkan pengalaman penulis selama mudik di tahun-tahun sebelumnya, harga makanan dan minuman yang dijual di tempat umum cenderung naik antara 10 -- 35% dari harga biasanya.
Untuk mengurangi beban ekonomi dan psikologi agar perjalanan kita aman dan nyaman pada saat mudik, ada beberapa tips yang bisa kita lakukan:
Untuk keperluan pribadi dan keluarga:
- Bawa bekal makanan dan minuman secukupnya untuk keperluan selama perjalanan. Untuk menghindari banyaknya pengeluaran jika harus makan di rumah makan.
- Gunakan pakaian santai tanpa perhiasan mencolok.
- Persiapkan obat-obatan pribadi, P3K, dan kartu BPJS.
- Siapkan kendaraan dengan baik ( periksa rem, tekanan udara ban, AC, radiator, kampas kopling, wiper, dan kelistrikan )
- Isi BBM dengan penuh.
Dalam mengemudi kendaraan, selain tertib dan menjalankan aturan berkendara dan berlalulintas secara umum. Ada juga hal yang sering dilupakan atau diabaikan para pengemudi :
- Jangan menyalip terutama menerobos dari sebelah kiri dengan melewati bahu jalan. Apalagi di jalan tol.
- Beri kesempatan pada kendaraan lain. Termasuk ketika ada kendaraan yang berusaha menerobos kita.
- Jangan melewati batas kecepatan maksimum sekalipun di jalan tol yang tidak ramai. Untuk di jalan tol jangan pula di bawah batas minimum. Biasa antara 60 -- 100km perjam.
- Siapkan kartu e-Tol.
- Jika menggunakan Google Map, siap keluarga sebagai pemandu.
- Konsentrasi terus ke depan, termasuk saat melaju di jalan tol yang seharusnya bebas hambatan. Sebab kadang ada hal yang tak terduga menjadi penghambat perjalanan kita. Misalnya: penyeberang jalan!
- Adanya umbul-umbul ( penghias: ? ) yang tak perlu di pasang di awal dan ujung jalan tol. Bahkan ada yang hamper roboh karena hembusan angin yang cukup kuat. Tol Ngawi -- Wilangan.
- Adanya banner pengingat untuk pengemudi yang dipasang tidak sempurna di jembatan di atas jalan tol. Tol Ngawi -- Wilangan dan Gempol -- Surabaya dan sebaliknya.
- Kendaraan petugas pelayanan jalan tol yang kadang berjalan bukan di jalur sebenarnya.
- Penyeberang jalan liar yang seenaknya menyeberang dengan santai. Tol Ngawi -- Wilangan dan Gempol -- Surabaya.
- Hal-hal ini tentu perlu menjadi perhatian khusus bagi pengelola jalan told an aparat yang bertugas.
Selamat bermudikria. Berkumpul bersama handai taulan di kampung halaman. Semoga hari raya kali ini membawa kesan yang lebih membahagiakan.
Rahayu....rahayu...rahayu....