Astukah Resti Dirindari
Astukah Resti Dirindari Guru

Membaca suka tantangan dan ingin terus berkarya dan mengabadikan dalam sebuah buku

Selanjutnya

Tutup

TRADISI

Benarkah Lebaran Ketupat Tradisi Jawa?

30 April 2023   19:55 Diperbarui: 30 April 2023   20:01 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Benarkah Lebaran Ketupat Tradisi Jawa?
Tradisi. Sumber ilustrasi: UNSPLASH

Hari raya Iedul Fitri sudah berlalu, kue lebaran yang di suguhkan sudah mulai di simpan dan di rapikan. Sebagai orang sudah ada yang kembali bekerja. Cuti lebaran sudah mulai Berakhir. 

Namun ada beberapa daerah di hari ke tujuh Syawal merayakan hari raya kupatan. Biasanya hari raya kupatan ini di rayakan oleh suku yang tinggal di jawa. Mengapa di katakan hari raya kupatan, karena pada saat itu mereka memasak ketupat dan lepet bisa di tambahkan lontong daun. Sayurnya boleh sayur apa saja sesuai dengan selera. 

Mereka biasanya membuat bungkus ketupat sendiri. Dan setiap anak remaja harus bisa membuat bungkus ketupat karena ini merupakan keahlian nenek moyang yang di wariskan secara turun temurun. Kerajinan membuat bungkus ketupat tidak diajarkan di sekolah tetapi ketrampilan yang diajarkan oleh orang tua secara turun temurun. 

Hari raya kupatan memberi tanda bahwa lebaran sudah berakhir. Sebagai rasa syukur atas kenikmatan hari kemenangan itu maka orang-orang di jawa membuat ketupat dan lepet dari janur pohon kelapa. Lebaran ketupat juga sangat istimewa dan meriah. 

Mereka membawa ambeng ketupat dan lepet di surau untuk berdoa bersama warga setempat. Dan sebagian saling berbagi ke tetangga sekitar. Kalau kita datang bertamu di hari lebaran kupatan, maka tuan rumah tidak menyuguhkan kue lagi tetapi akan menyuguhkan ketupat. 

Apakah lebaran ketupat itu tradisi yang ada di jawa atau memang sebagai bagian rentetan hari raya Iedul Fitri. Belum ada hadis yang menjelaskan hal ini. Bahkan kalau ini bagian dari rentetan hari raya Iedul Fitri tidak semua muslim mengadakan tradisi ini. Dan kupatan ini biasanya hanya ada daerah jawa. Karena ketika saya ada di rantau tidak menemui umat muslim di sini merayakan lebaran kupatan. 

Tetapi bagi saya lebaran kupatan ini sangat menyenangkan. Kenangan waktu kecil di kampung, ketika orang tua membuat ketupat dan lepet, hati sangat senang karena ada momen mengambil janur dari pohon kelapa dan membuat bungkus ketupat yang seru. Anak jaman sekarang mungkin tidak yang merasakan uniknya membuat bungkus ketupat di hari kupatan. 

Menyikapi tentang hari raya kupatan, mungkin ada yang bilang ini bid'ah. Padahal dalam kegiatan lebaran kupatan itu tidak ada ritual ibadah khusus. Mereka hanya membuat ketupat sebagai bukti bahwa segala kesalahan sudah lepas dan akan memulai kehidupan baru dengan jiwa yang bersih. Setelah lebaran kupatan ini, semua orang bisa beraktivitas sesuai dengan rutinitas sehari-hari. 

Tidak ada lagi saling kunjung dan mengunjungi. Saya yang sekarang ada di rantau jujur rindu banget dengan tradisi kupatan ini. Rindu masakan emak, rindu duduk di surau, rindu ater-ater ke tetangga, apalagi lepet pakai kacang tolo gurihnya membuat rindu makin mencekam. Nah, tradisi kupatan ini sangat asik. Saya sangat suka, apakah di daerah Anda juga ada?

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun