Mr. aBc
Mr. aBc Guru

🔛🖋️📝🖋️Goresan artikel sederhana. Mencoba berjiwa dan bersemangat sebagai guru muda. Di Era New Normal. Proses mencari dan menjadi inspirasi✍️ Sahabat Literasi: SMPK Santo Mikael - Surabaya

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Keceriaan Silaturahmi karena "Ora Bisa Mulih"

24 Mei 2020   00:36 Diperbarui: 24 Mei 2020   00:51 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keceriaan Silaturahmi karena "Ora Bisa Mulih"
Orang Tua dan Kampung Halaman: RA III "i" (Dokpri)

Suwarane takbir ing wayah wengi
Ngelingke salah dosa iki
Kepingin sungkem ning kudu kepiye iki
Ngapuranen dosane anakmu iki
Mak bapak, uwis ojo nangis
Woconen layang sing tak tulis
Mak bapak, ngapuranen aku
Yen ono salah lan luputku

Neng kene koyo ngene rasane
Pingin mulih isih kurang sangune

Suwarane takbir ing wayah wengi
Ngelingke salah dosa iki
Kepingin sungkem ning kudu kepiye iki
Ngapuranen dosane anakmu iki

Suwarane takbir ing wayah wengi
Ngelingke salah dosa iki
Kepingin sungkem ning kudu kepiye iki
Ngapuranen dosane anakmu iki
Ngapuranen dosane anakmu iki

Banyak kenangan ceria masa kecil dan masa remaja di kampung halaman dulu, khususnya selama bulan Ramadhan, dan saat lebaran bersama para teman dan sahabat. Pengalaman berharga yang menjadi bekal hidup saat ini:

Pertama, bermain petasan karbit. Mengajarkan kita untuk kreatif, dan saling bekerjasama. Kreatif membuat petasan dengan bunyi yang unik dan dasyat, dengan media: bambu, menggali lubang di tanah, memakai kaleng bekas. Bahkan busi bekas sepeda motor juga bisa menjadi alat untuk bermain petasan. Sebab jaman dulu, belum ada petasan seperti yang banyak dijual saat ini.

Kedua, bermain sepeda menjelang waktu buka puasa. Mengajarkan kita untuk saling kompak, olah raga, dan berani untuk menjelajah suatu tempat. Berbekal sepeda unta, atau sepeda jenis torpedo (jenis sepeda yang tidak bisa mundur), ramai-ramai bersepeda dengan gembira menyusuri rute-rute yang menantang.

Ketiga, mencari kayu bakar dan mandi di sungai. Mengajarkan kita untuk rajin membantu orang tua. Meskipun kadang mencari kayu bakar adalah sebuah alibi, karena setelahnya ramai-ramai mandi di sungai. Namun banyak nilai-nilai hidup yang diperoleh dari pengalaman mencari kayu bakar bersama teman-teman, antara lain melatif sikap: sportif, kerja sama, pengertian, memberi semangat, pantang menyerah.

Keempat, memancing ikan dan mencari belut. Mengajarkan kita untuk: kreatif membuat pancing sendiri, berbekal bambu dan sandal jepit bekas. Melatih sikap pantang menyerah, pantang pulang sebelum mendapat ikan. Melatih sikap kerjasama dan saling menyemangati satu dengan yang lain.

Kelima, bermain ketapel dan mencari burung. Mengajarkan kita untuk kreatif membuat ketapel sendiri. Melatih konsentrasi saat mengincar sasaran, meskipun terkadang mencari sasaran lain (manga, jambu, rambutan, dll). Melatih jiwa penjelajah, keberanian untuk menyusuri daerah-daerah yang baru.

pixabay.com
pixabay.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun