Penulis dan mantan wartawan serta seorang ayah yang ingin bermanfaat untuk orang lain.
Hubungan Antar Manusia (Hablumminannas) Tidak Bisa Bersifat Transaksional
"Gue nggak mau bersikap terlalu positif sama orang lain, karena belum tentu dia begitu juga sama gue."
Begitulah kira-kira komentar seorang kawan saya saat saya sarankan untuk selalu bersikap positif. Saya tak mau berdebat saat itu, juga tak mau mengorek apa yang terjadi dengan dia di masa lalu sehingga ia memutuskan bersikap seperti itu. Mungkin dari Anda juga ada yang punya sikap yang sama seperti kawan saya ini. It's a matter of choice. C'est la vie! Ini memang perkara pilihan saja. Namanya juga hidup! Ya, kan?
Bagi saya, hubungan antar manusia (hablum minannas) tidak bisa ditakar secara transaksional. "Saya akan bersikap pada Anda sesuai dengan sikap Anda kepada saya. Anda baik, maka saya akan baik juga. Begitu pula sebaliknya." Kalimat seperti ini sering saya jumpai pada status atau slogan profil orang-orang di sosmed. Saya tidak bisa mengatakan bahwa itu salah atau benar. Tapi, that's not me! Itu saja!
Orangtua selalu mengajarkan kepada saya bahwa kita tidak bisa berharap kebaikan dari seseorang yang telah kita tolong, ikhlaskan, serahkan semua pada Allah. Ini yang selalu menjadi pegangan saya hingga hal itu pun saya turunkan pada anak saya. Makna dari petuah orangtua saya ini amat mendalam bahwa hubungan antar manusia tidak bisa terlepas dengan ketetapan dari Yang Maha Kuasa.
Dalam beberapa ayat Al Quran dan juga hadits Nabi Muhammad SAW ditegaskan bahwa Allah akan menolong kita dari arah yang tidak kita duga-duga. Yang perlu kita lakukan hanyalah menjaga akhlak mulia terhadap sesama. Ini merupakan satu dari tiga kemuliaan wasiat Rasulullah SAW.
Bahkan, Nabi SAW mengaitkan kesempurnaan iman seseorang dari bagus tidaknya akhlaknya. "Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling bagus akhlaknya." (HR. At-Tirmidzi No. 2612, ia berkata: Hadits Shahih).
Bahkan beberapa sosok terkenal pun memiliki ujaran-ujaran yang inspiratif tentang hubungan antar manusia. Sastrawan dan budayawan legendaris Pramoedya Ananta Toer pernah berkata, "Setiap saat orang bisa minta ampun pada Tuhan, bila berdosa terhadap-Nya. Dosa terhadap sesama manusia lain lagi, terlalu susah untuk mendapat ampun daripadanya. Tuhan Maha Pemurah, manusia maha tidak pemurah."
Tokoh religius Dalai Lama dari Tibet pernah mengatakan, "Penting untuk membantu orang lain, tidak hanya dalam doa kita, tetapi dalam kehidupan kita sehari-hari. Jika kita menemukan bahwa kita tidak dapat membantu orang lain, paling tidak yang dapat kita lakukan adalah berhenti menyakiti mereka."
Kalau saya hanya ingin berujar, "Teruslah berbuat baik bak air terjun yang tak peduli ia bisa naik lagi ke atas, tapi yang jelas ia telah bermanfaat di bawah."
Rasanya berbuat baik kepada sesama, meski hanya sebatas tersenyum pada seseorang, tak peduli akan dibalas dengan senyuman lagi atau tidak, tak memerlukan effort besar. Siapa tahu justru senyuman kita ternyata membuat seseorang merasa dihargai yang amat ia perlukan pada hari itu. Who knows?