Ari Manangin
Ari Manangin Editor

Catatan Pena, dari Bumi Nusantara North Celebes

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

War Takjil: Bersama Kaum Nonis dalam Semangat Ramadan

24 Maret 2024   15:53 Diperbarui: 24 Maret 2024   16:15 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
War Takjil: Bersama Kaum Nonis dalam Semangat Ramadan
Jajanan berbuka Gogagoman/dok. pri

Di bulan Ramadan, semangat kebersamaan dan saling berbagi tidak mengenal batas agama. Dalam momen berharga ini, War Takjil menjadi jembatan yang menghubungkan beragam komunitas, termasuk kaum non-Muslim, dalam semangat kebaikan dan solidaritas.

Meskipun bukan seorang Muslim, banyak kaum non-Muslim yang turut berpartisipasi dalam kegiatan War Takjil di bulan Ramadan. Mereka datang dengan tangan terbuka, membawa sumbangan takjil, makanan ringan, atau bahkan air mineral, untuk dibagikan kepada umat Muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa di jalanan atau di tempat-tempat umum.

Partisipasi kaum non-Muslim dalam War Takjil bukan hanya sekadar memberikan sumbangan materi, tetapi juga merupakan ekspresi dari rasa empati dan solidaritas yang tulus. Mereka memahami pentingnya berbagi kebaikan dan membantu sesama, terlepas dari perbedaan keyakinan agama atau budaya.


Bagi umat Muslim, kehadiran kaum non-Muslim dalam War Takjil juga merupakan bentuk dukungan dan penghormatan terhadap ibadah puasa yang mereka lakukan. Ini adalah bukti bahwa semangat Ramadan dan nilai-nilai kebaikan yang terkandung di dalamnya dapat merangkul semua lapisan masyarakat, tanpa memandang perbedaan agama atau latar belakang.

Selain itu, keikutsertaan kaum non-Muslim dalam War Takjil juga menciptakan kesempatan untuk mempererat hubungan antaragama dan membangun toleransi serta pemahaman yang lebih baik di antara berbagai komunitas. Ini adalah langkah kecil, tetapi bermakna, dalam memperkuat kerukunan dan harmoni sosial di masyarakat yang multikultural.

Dengan demikian, War Takjil tidak hanya menjadi momen berbagi makanan dan minuman, tetapi juga menjadi momentum untuk mempererat ikatan antara umat Muslim dan kaum non-Muslim dalam semangat persaudaraan dan persatuan. Di tengah keberagaman, War Takjil mengajarkan kita bahwa kebaikan tidak mengenal batas, dan bahwa bersama-sama kita dapat menciptakan dunia yang lebih baik bagi semua.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun