Aris Armunanto
Aris Armunanto Lainnya

Hati yang gembira adalah obat yang manjur,...(Amsal 17:22).

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Nikmatnya Sarapan Bubur Tumpang Koyor, Jadi Bikin Nagih

2 Oktober 2018   22:26 Diperbarui: 20 April 2023   23:27 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nikmatnya Sarapan Bubur Tumpang Koyor, Jadi Bikin Nagih
Bubur Tumpang Koyor (DokPri).

Siapa sih orang Salatiga yang nggak mengenal Tumpang Koyor? Kuliner tradisional yang satu ini sudah sangat akrab di lidah orang Salatiga sehingga mudah dijumpai di kota kecil tersebut. Namun bagi anda orang luar mungkin akan penasaran seperti apakah rasanya. Namun jika anda telah mencicipinya, bisa jadi anda akan ketagihan.

Pada hari minggu pagi sekitar jam lima dibulan September, saya mengantar adik ipar saya, Wulan yang akan pulang ke Lombok dengan pesawat dihari itu. Dia memutuskan untuk naik Trans Jateng ke Semarang dan akan disambung dengan Trans Semarang ke bandara. Jadi saya mengantarkannya hanya sampai ke terminal bus Bawen dan menunggunya sampai bus berangkat.

Jarak Salatiga ke Bawen hanya 12 km, cukup dekat dan nggak memerlukan waktu yang lama, terlebih lagi di pagi hari yang masih agak sepi. Jarum jam menunjukkan pukul enam pagi ketika saya dalam perjalanan kembali dan memasuki perbatasan Kabupaten Semarang-Salatiga. 

Lalu saya memutuskan untuk melalui Jalan Lingkar Selatan (JLS) Salatiga dimana tiap hari minggu ada pasar Tiban. Istilah untuk pasar dadakan yang menawarkan beraneka macam kebutuhan-- seperti mainan anak, sayuran, sandang maupun aneka jajanan dan masakan siap saji. 

Pasar ini hanya buka tiap hari minggu dari jam lima pagi sampai siang saja. Jadi jika anda datang jam sepuluh, mungkin sudah banyak makanan yang habis. Pikirku pun tertuju ke Bubur Tumpang Koyor yang sangat cocok untuk sarapan terutama ketika udara masih sejuk. Kebetulan saat itu cenderung agak dingin nggak seperti biasanya.

Sayapun membeli empat yang saya minta untuk dibungkus buat sarapan kami sekeluarga di rumah. Setiap bungkusnya berisi bubur dengan koyor atau otot sapi dan kadang-kadang ada penjual yang menambahkan lemak sapi. Lalu sepotong tahu dan sedikit urap sawi dengan siraman kuah yang terbuat dari santan yang agak terasa sedikit pedas. Dan semangit tempe bosok yang menjadi ciri khasnya. Sungguh terasa nikmat sarapanku dipagi itu. Sehingga Bubur Tumpang Koyor itu pantas untuk dihargai Rp 13 ribu/bungkus.

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun