Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Diplomat

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Artikel Utama

Jangan Sembarangan Berburu Promo Ramadan, Perhatikan Etika

21 Maret 2024   08:07 Diperbarui: 23 Maret 2024   13:13 922
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jangan Sembarangan Berburu Promo Ramadan, Perhatikan Etika
Buka Puasa Bersama di Restoran, sumber gambar: Aris Heru Utomo

Dari sisi pelaku usaha, saya  melihat bahwa program promo merupakan saat yang tepat bagi produsen untuk menghabiskan persediaan produknya dengan menyulap produk-produk yang sudah ada menjadi produk dengan kemasan Ramadan atau Lebaran.

Melalui promo, para pelaku usaha berupaya untuk menarik minat konsumen untuk membeli, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan profit perusahaan serta menghindari kerugian.

Namun demikian, dalam prakteknya, saya mengamati bahwa program promo yang dilakukan para pelaku usaha kerap menggunakan trik dalam berkomunikasi, yaitu "sampaikan kebenarannya, tetapi bukan semua kebenaran".

Hal ini dilakukan untuk menutup kelemahan produk dan melebih-lebihkan kemampuan produk, memanipulasi perasaan konsumen dan mengecoh konsumen dengan meniru fitur produk lain. Itulah sebabnya, biasanya ada disclaimer bahwa syarat dan ketentuan berlaku bagi konsumen.

Untuk itu, guna menghindari diri dari hal-hal yang tidak diinginkan dan terkesan membodohi konsumen maka ketika pelaku usaha melakukan promo kiranya harus memperhatikan etika karena di sana terdapat interaksi dengan konsumen yang berasal dari berbagai kalangan yang berbeda suku, agama, budaya dan golongan.  

Begitupun dalam berburu promosi Ramadan, konsumen harus mengedepankan etika dengan menghindari unsur SARA dan kata-kata yang dapat menyinggung yang lain. (AHU)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun