Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo
Terngiang Dialog Anak dan Bapak Dalam Sebuah Lagu
Ada anak bertanya pada bapaknya,
buat apa berlapar-lapar puasa?
Ada anak bertanya pada bapaknya,
tadarrus tarawih apalah gunanya?
Lapar mengajarimu rendah hati selalu.
Tadarrus artinya memahami kitab suci.
Tarawih mendekatkan diri pada Ilahi.....".
Kalau pernah dengar lagu bergenre qasidah dan balada tersebut, dapat dipastikan anda tidak lagi berusia muda, apalagi mengaku generasi milenial. Hal ini dikarenakan lagu yang diciptakan Sam Bimbo dan Taufiq Ismail dan diberi judul "Ada Anak Bertanya Pada Bapaknya" tersebut, dipopulerkan pada tahun 1990 oleh grup musik Bimbo.
Bimbo sendiri adalah sebuah grup musik asal Bandung Indonesia yang didirikan sekitar tahun 1966, beranggotakan tiga bersaudara kakak beradik Sam Bimbo (Lahir 6 Mei 1942), Acil Bimbo (Lahir 20 Agustus 1943), dan Jaka Bimbo (Lahir 1 Mei 1946). Dalam perkembangannya kemudian, ikut bergabung adik perempuan mereka Iin Parlina (Lahir 1 November 1952).
Group musik ini menyanyikan lagu-lagu tentang cinta ataupun candaan dalam lagu, mulai soal kumis, tangan, mata, sampai calon mertua atau membuat satire sosial dan politik. Bukan hanya itu, Bimbo juga menyanyikan lagu-lagu religi seperti lagu "Ada Anak Bertanya Pada Bapaknya" ini.
Lagu religi yang judulnya unik ini selalu diputar setiap bulan Ramadan dan memang diciptakan khusus untuk memuliakan Ramadhan. Lagu ini diputar di hampir setiap stasiun radio atau televisi. Saat itu jaringan internet belum semaju sekarang ini, sehingga belum tayang di Yotube, Instagram apalagi Tiktok.
Karena diputar setiap Ramadan, maka lagu tersebut mengisi ruang-ruang ingatan banyak orang, termasuk saya. Tidak mengherankan setiap kali mendengarkan lagu tersebut, terngiang dalam ingatan saya akan lagu yang syahdu dan menyentuh dengan narasi yang puitis dan agamis.
Saya merasakan adanya dialog spontan yang mengalir sederhana antara seorang anak dengan bapaknya terkait aktivitas rutin yang selalu terjadi dalam bulan yang lebih mulia dari seribu bulan. Ada dialog tentang puasa, tadarrus, tarawih, serta ajakan untuk ikhlas bersedekah.
Terngiang dalam ingatan saya bahwa lagu ini memberikan pemahaman kepada anak-anak tentang makna puasa, yang antara lain untuk mengajarkan seseorang untuk selalu bersikap rendah hati, memahami kitab suci lewat tadarrus dan mendekatkan diri pada Allah SWT lewat sholat malam (Tarawih).
Melalui lagu "ada anak bertanya kepada bapaknya" terngiang pula ajakan untuk berlatih membentuk jatidiri dan kebiasaan-kebiasaan yang baik di bulan Ramadan, melalui kewajiban melaksanakan puasa dan memunculkan empati bagi sesama, terutama bagi kaum dhuafa.
Akhirnya, melalui lagu ini, terngiang dalam ingatan saya akan fungsi berpuasa yang sesungguhnya yaitu ibadah Ramadhan tidak sekadar ibadah ritual yang bersifat biologis semata. Ibadah puasa memiliki fungsi penting bagi pribadi muslim dan muslimah sejati, antara lain membentuk jiwa sosial hingga meningkatkan kecerdasan spritual, emosional, dan intelektual. (AHU).