RAMADAN
Duka dalam Gemerlap Cahaya
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Di balik keriuhan dan gemuruh tepuk tangan,
decak kekaguman dan kebanggaan padamu,
kutemukan titik air di matamu, yang diteteskan dari sudut luka di bilik hatimu,
sebuah tempat yang kering dan sepi.
Apa makna semua ini,
selain permainan kepura-puraan, gemerlap dunia,
kedipan lampu adalah kesenangan sesaat yang terlalu naif untuk sekadar menutup satu saja luka hatimu.
Bukan itu yang kaucari,
begitu kaukatakan padaku pada satu hari.
Dan aku tahu,
semua bahagiamu masih belum tiba padamu,
hanya duka yang telah kauterima,
bisikmu,
lalu matamu memandang jauh, jauh sekali ke depan,
ke balik awan,
ke titik nadir yang entah di langit mana,
di samudera mana,
tapi mungkin juga itu sebuah tempat di lubuk hatimu.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!