Puisi Menyambut Bulan Ramadhan: Menjemput Kebaikan
Menjemput Kebaikan
(Atanshoo)
Di persimpangan jalan yang ramai,
Kebaikan berdiri termangu.
Wajahnya teduh bagai rembulan,
Senyumnya tulus bagai mentari pagi.
Aku melihatnya dari kejauhan,
Langkahnya gontai, bajunya lusuh.
Di tangannya ia menjinjing keranjang,
Berisi benih-benih kebaikan yang siap ditanam.
Aku memberanikan diri untuk mendekat,
"Kebaikan, mengapa kau termenung?"
Ia menoleh dan tersenyum padaku,
"Aku ingin menjemput orang-orang yang tersesat."
Aku terdiam, tersentuh oleh kata-katanya.
"Mari aku bantu," kataku dengan penuh semangat.
Kebaikan menyambut uluran tanganku,
Dan bersama-sama kami melangkah maju.
Kami menyusuri jalan-jalan yang lengang,
Mencari orang-orang yang tersesat dalam kesendirian.
Kami menawarkan benih-benih kebaikan,
Menanamnya di hati mereka yang gersang.
Satu per satu, orang-orang mulai tersadar.
Senyum mereka kembali merekah,
Harapan mereka kembali tumbuh.
Kebaikan telah menjemput mereka,
Dan membawa mereka kembali ke jalan yang benar.
Aku melihat kebahagiaan di wajah Kebaikan,
Dan aku tahu bahwa aku telah melakukan hal yang benar.
Menjemput kebaikan bersama Kebaikan,
Adalah sebuah pengalaman yang tak terlupakan.
Di akhir perjalanan, aku bertanya kepada Kebaikan,
"Mengapa kau memilihku untuk membantumu?"
Kebaikan tersenyum dan berkata,
"Karena di dalam dirimu, ada benih kebaikan yang siap untuk ditanam."
Aku terdiam, merenungkan kata-kata Kebaikan.
Aku tahu bahwa aku masih memiliki banyak kekurangan,
Tetapi aku berjanji kepada Kebaikan,
Akan terus menanam benih kebaikan di hatiku.