Ramadan yang Menyatukan
Bulan Ramadhan 2023 bisa dibilang sebagai Ramadhan yang istimewa. Bulan suci itu dimulai dengan perayaan Nyepi yang merupakan hari besar bagi umat Hindu di Indonesia. Nyepi yang berlangsung satu hari sebelum Ramadhan (22/03/2023) merupakan hari libur Nasional dan jatuhnya Ramadhan adalah cuti bersama.
Kebijakan pemerintah itu menimbulkan reaksi positif dari masyarakat. Pada saat umat Hindu merayakan hari raya Nyepi (di Bali dan Tengger), masyarakat yang menganut agama Islam, sibuk mempersiapkan kebutuhan bulan puasa. Kebijakan ini sangat bijaksana, karena membuat masyarakat dua agama itu sama-sama jenak mempersiapkan hari istimewa.
Sesungguhnya, inilah makna toleransi sesungguhnya. Nyepi adalah sesuatu sacral dan agung. Dalam sehari kita bisa melakukan banyak hal dan dalam kurun waktu itu kita bisa melakukan amalan sekaligus dosa. Sehingga nyepi memang adalah masa untuk mengambik "jenak" selama sehari.
Begitu juga dengan Ramadhan yang sesungguhnya adalah "jenak" selama sebulan. Dari sebelumnya begitu sibuk dalam pekerjaan, dan tanpa jeda terus menerus. Bahkan beberapa hal kita melaksanakan tugas tanpa disadasari oleh rasa empati kepada orang lain. Sehingga bisa saja orang lain merasa tersinggung atau hal lain yang menyebabkan perasaan tidak enak.
Ramadhan dan Nyepi mungkin sebuah symbol dimana kita 'dipaksa' untuk berhenti, menepi dari keriuhan pekerjaan duniawi. Hal atau prestasi yang kita capai mungkin penuh dari hasil kompetisi tak sehat dengan pihak lain. Atau barangkali menjatuhkan satu terhadap yang lain. Namun pada Ramadhan kali ini, kita "dipaksa' lebih empatif, lebih bisa menerima perbedaan dan lain sebagainya.
Karena itulah dua perayaan dan kewajiban agama itu bisa membuat kita sadar bahwa di tengah perbedaanpun kita bisa bersama menjalankan sesuatu. Dan semuanya demi keyakinan masing-masing dan untuk kebaikan bersama.
Perbedaan itu sejatinya indah jika kita bisa memahaminya secara benar. Perbedaan dalam satu cita-cita dan satu bangsa sebenarnya adalah perbedaan yang menyatukan.