Kisah Si Ajo dan Beruk Terlatih, Ceramah Malam Ketiga di Masjid At-Taqwa
Pengantar
Pada malam Ramadhan yang ketiga, Masjid At-Taqwa kembali menghidupkan suasana bulan suci dengan serangkaian kegiatan ibadah. Malam itu diawali dengan sholat Isya berjamaah.
Setelah itu, dilanjutkan dengan ceramah yang membahas topik yang menarik dan relevan dengan kehidupan sehari-hari.
Ceramah malam itu mengangkat tema tentang pentingnya komunikasi yang setara antara audien dan penceramah. Ditekankan bahwa dialog dua arah yang sehat dan konstruktif dapat memperkaya pengalaman keagamaan, serta memperkuat tali silaturahmi antar umat.
Meskipun jumlah jamaah masjid At-Taqwa hanya sekitar dua saf lelaki dan dua saf perempuan, namun antusiasme dan kehangatan yang tercipta di antara mereka.
Kegiatan berikutnya dilanjutkan dengan sholat Tarawih yang berjumlah 4+4 raka'at. Sholat Witir 3 raka'at menyusul kemudian menutup rangkaian ibadah malam itu.
Ajo dan Beruk Terlatih
Melalui ceramah yang inspiratif dan ibadah yang khusyuk, Masjid At-Taqwa berhasil menciptakan momen Ramadhan yang tidak hanya berfokus pada ritual, tetapi juga pada pembangunan karakter dan komunitas yang lebih erat.
Diilustrasikan bahwa Pariaman, seorang tukang beruk bernama Ajo menjalani hari-harinya dengan penuh semangat. Ajo, yang dikenal karena keahliannya memanjat pohon kelapa bersama beruk terlatih, telah menjadi sosok yang tidak asing lagi di tengah masyarakat setempat.
Setiap hari, ia menawarkan jasa memetik kelapa dengan beruk terlatih, sebuah kebutuhan penting bagi warga yang tinggal di daerah yang dipenuhi pohon kelapa.
Namun, ada keunikan yang menarik tentang Ajo. Meskipun namanya dikenal luas, ia lebih merespons ketika dipanggil dengan sebutan 'beruk' daripada namanya sendiri.
Ini bukan karena kurangnya rasa hormat atau pengakuan, tetapi lebih karena Ajo sangat mengidentifikasikan dirinya dengan pekerjaannya.