Aulia
Aulia Dosen

Menulis untuk kesenangan dan berbagi

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Work-Life Balance Gen Z: Perspektif Baru dalam Era Digital

23 Maret 2024   15:12 Diperbarui: 23 Maret 2024   15:13 917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengantar

Era digital telah merevolusi cara kita bekerja dan hidup. Generasi Z, yang lahir antara tahun 1997 dan 2012, telah tumbuh dengan teknologi dan internet, dan mereka memiliki pandangan yang berbeda tentang work-life balance dibandingkan generasi sebelumnya.

Era digital telah membawa perubahan signifikan pada cara kita bekerja dan hidup. Media sosial, khususnya, telah merevolusi konsep tradisional tentang pekerjaan dan keseimbangan hidup. Berdasarkan penelitian, penggunaan internet dan teknologi mobile telah mempengaruhi dimensi fleksibilitas dan permeabilitas dalam keseimbangan kerja-hidup. Ini memungkinkan orang untuk mengintegrasikan hobi dan minat pribadi mereka ke dalam pekerjaan mereka, menciptakan peluang baru untuk menghasilkan pendapatan.

Bekerja Sambil Bermain

Konsep bekerja sambil bermain atau belajar sambil bermain telah menjadi kenyataan bagi banyak orang. Teknologi media sosial telah memungkinkan individu untuk mengubah hobi mereka menjadi sumber pendapatan. Misalnya, para gamer sekarang dapat menghasilkan uang melalui streaming langsung di platform seperti Twitch atau YouTube, berbagi pengalaman bermain mereka dengan audiens global dan mendapatkan pendapatan dari iklan, sponsor, dan donasi.

Hobi Menjadi Profesi

Di masa lalu, sulit dibayangkan bahwa hobi seperti bermain sepak bola atau bulu tangkis bisa menjadi sumber kekayaan. Namun, atlet seperti Zinedine Zidane dan Ronaldo telah menunjukkan bahwa dengan dedikasi dan bakat, hobi bisa menjadi karier yang sangat menguntungkan. Demikian pula, atlet bela diri seperti Khabib Nurmagomedov dan Muhammad Ali telah mengubah kecintaan mereka pada olahraga menjadi karier yang sukses dan menghasilkan kekayaan.

Media Sosial sebagai Panggung Kreasi

Media sosial telah mengubah paradigma dalam menghasilkan konten. Dengan platform seperti YouTube, TikTok, dan Ome TV, setiap orang memiliki kesempatan untuk menjadi sutradara, pemain, editor, dan bahkan pemasar konten mereka sendiri. Konten yang autentik dan menarik dapat menjadi viral, menarik jutaan penonton, dan menghasilkan pendapatan melalui iklan, sponsor, dan kerjasama dengan merek.

Dampak Teknologi pada Keseimbangan Kerja-Hidup

Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan internet dan teknologi mobile telah memengaruhi dua dimensi utama dalam work-life balance: fleksibilitas dan permeabilitas.

Fleksibilitas: Teknologi memungkinkan Gen Z untuk bekerja dari mana saja dan kapan saja. Hal ini memberikan mereka lebih banyak kontrol atas waktu dan tempat kerja mereka, memungkinkan mereka untuk menyeimbangkan pekerjaan dengan kehidupan pribadi mereka dengan lebih baik.

Permeabilitas: Batasan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi menjadi lebih kabur bagi Gen Z. Mereka sering menggunakan perangkat yang sama untuk bekerja dan bermain, dan mereka mungkin merasa perlu untuk selalu terhubung dengan pekerjaan mereka, bahkan di luar jam kerja.

Peluang Baru untuk Work-Life Balance

Meskipun permeabilitas dapat menimbulkan tantangan, fleksibilitas yang ditawarkan oleh teknologi juga membuka peluang baru untuk work-life balance. Gen Z dapat memanfaatkan teknologi untuk:

Mengintegrasikan hobi dan minat pribadi ke dalam pekerjaan: Contohnya, seorang desainer grafis dapat menggunakan media sosial untuk mempromosikan karyanya dan membangun komunitas online.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun