Lebaran Tak Semata Indah
Di saat lebaran yang kian dekat
Bencana datang, menyapa tanpa terduga
Air mata bersama senja yang pekat
Mengalir membasahi hati yang duka
Di pelosok desa, di kota yang jauh
Derita menghampiri, tiada henti menggoda
Rumah-rumah terendam, harapan terenyuh
Di antara kenangan, pilu yang merenda
Puisi lebaran bukan hanya tentang senyum
Namun tentang duka yang tak terucap
Mimpi-mimpi terkubur dalam reruntuhan
Di tengah sunyi, di dalam gemuruh pengap
Di langit, awan kelam menggelayuti bulan
Menyampaikan rahasia gelapnya takdir
Hati yang terluka, jiwa yang terpilu
Menangis dalam doa, memohon ampunan
Namun janganlah kau biarkan harapan sirna
Di balik awan kelam, tetaplah ada cahaya
Lebaran bukan sekadar kenangan yang hancur
Tetapi juga harapan yang bagaikan terkubur
Mari kita satukan hati, tangan, dan doa
Menjadi pelipur lara bagi yang terluka
Di setiap tetes air mata, tersembunyi kekuatan
Untuk bangkit, untuk berdiri, untuk meraih kemenangan
Sisihkan puisi lebaran kita menjadi doa
Bagi yang terluka, bagi yang tak bisa berkata
Bagaikan bersama, dalam cinta dan realita
Membawa sinar kebahagiaan di tengah bencana
Padang, 9 April 2024