Awaludin Ridlo
Awaludin Ridlo Penulis

Belajar menulis, mohon support dan bimbingannya :) Semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Ibadah Puasa Mengajarkan Banyak Hal

16 Maret 2024   07:33 Diperbarui: 16 Maret 2024   12:14 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibadah Puasa Mengajarkan Banyak Hal
Koleksi Pribadi

Meningkatkan keimanan

Imam an Nawawi menjelaskan, pada dasarnya, agama, keimanan, dan Islam memiliki makna yang sama. Ketaatan terhadap ajaran tersebut juga disebut iman dan agama. Dengan demikian, semakin banyak seseorang beribadah, maka iman dan agamanya akan bertambah. Sebaliknya, jika ibadahnya sedikit, maka iman dan agamanya akan berkurang. Agama bisa berkurang karena dosa, seperti meninggalkan shalat, puasa, dan kewajiban lain tanpa alasan yang sah. Atau juga bisa berkurang karena tindakan yang bukan dosa, seperti tidak melakukan shalat Jumat, berjihad, dan hal-hal lain yang menjadi tidak wajib karena ada alasan tertentu

Sementara Syekh Muhammad Nawawi al Jawi menerangkan, sesungguhnya para ulama salaf telah sepakat bahwasanya iman itu bisa bertambah dan juga bisa berkurang, bertambahnya dengan ketaatan-ketaatan dan berkurangnya sebab kemaksiatan-kemaksiatan. Iman adalah ucapan melalui lisan, keyakinan di dalam hati, dan realisasi dengan amal perbuatan. Iman menjadi bertambah sebab ketaatan, berkurang karena kemaksiatan, menjadi kuat dengan ilmu, menjadi lemah sebab kebodohan, dan hanya dengan taufiq (pertolongan) dari Allah-lah iman dapat terealisasi secara nyata.

Menanamkan nilai-nilai sosial

Dengan puasa, seseorang dapat merasakan lapar dan haus, yang pada akhirnya memberikan pengertian tentang kesulitan yang dirasakan orang lain. Karena sensasi lapar dan haus akan berakhir saat waktu berbuka tiba. Diharapkan, puasa dapat membangkitkan jiwa sosial dan rasa solidaritas terhadap sesama Muslim yang masih mengalami penderitaan yang belum tentu berakhir. Oleh karena itu, sebagai bentuk dari jiwa sosial dan solidaritas, sebelum Ramadan berakhir, kita diwajibkan untuk membayar zakat. Hal ini akan membantu kita meningkatkan empati dan kepedulian terhadap penderitaan orang lain, langkah demi langkah.

Di lain sisi, amalan-amalan di bulan Ramadan mendapat nilai prioritas dari Allah Swt. Amalan sunat diberi pahala seperti amalan wajib, dan amalan wajib dilipatgandakan sampai menjadi tujuh puluh kali lipat. Sebagaimana sabda Nabi SAW yang artinya "Barangsiapa ber-taqarrub di bulan Ramadan dengan satu kebaikan (kesunahan), maka seolah ia telah menunaikan ibadah wajib di luar Ramadan. Dan barangsiapa melaksana kan satu ibadah wajib di bulan Ramadan, maka seolah ia telah menunai kan tujuh puluh kali ibadah wajib di luar Ramadan." (H.R. Ibnu Khuzaimah dan al Baihaqi).

Membiasakan berbudi pekerti yang baik

Puasa adalah cara bagi seseorang untuk mengendalikan diri dan memperbaiki karakter, seperti kebaikan, tolong-menolong, kasih sayang, kesabaran, dan akhlak mulia lainnya. Melalui puasa, seseorang bisa membangun kesadaran akan kehadiran Allah dalam setiap langkahnya. Dengan berpuasa, seseorang lebih berhati-hati dalam menjauhi dosa yang bisa mengurangi pahala puasanya, karena dia yakin Allah mengetahui semua yang dia lakukan, bahkan jika tidak ada yang melihatnya. Ini membantu membangun kepedulian moral yang kuat, sehingga dia tidak akan melakukan dosa di mana pun dan kapan pun karena merasa selalu diawasi oleh Allah, yang pengawasannya jauh lebih luas daripada manusia. Inilah maqam ihsan yang pernah dijelaskan oleh Nabi SAW. di dalam sebuah haditsnya tatkala beliau ditanyai oleh Malaikat Jibril tentang arti ihsan yang sesungguhnya, beliau menjawab yang artinya : "Ihsan ialah engkau mengabdi kepada Allah seolah engkau melihat-Nya, dan jika engkau seolah tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Dia pasti melihatmu." (H.R. Muslim).

Melatih berjiwa sabar

Puasa sebenarnya adalah latihan untuk mengendalikan keinginan dan mengatasi dorongan hawa nafsu manusia serta sebuah perubahan besar dalam kebiasaan seseorang. Karena manusia adalah makhluk yang memiliki keinginan, dan kebaikan sebenarnya adalah kehendaknya. Agama pada dasarnya adalah tentang kesabaran untuk taat kepada perintah Allah atau kesabaran untuk menahan diri dari dosa. Dan dalam puasa, kita bisa melihat dua bentuk kesabaran tersebut. Karena itu, tidak aneh bila Nabi SAW. menyebut bulan Ramadan sebagai syahru al-shabri (bulan kesabaran), seperti yang dijelaskan dalam salah satu sabdanya yang artinya "Puasa pada bulan kesabaran dan tiga hari dari tiap-tiap bulan dapat menghilangkan amarah hati." (H.R. Al Bazar, ath Thabrani, dan al Baghawi).

Daftar Pustaka:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun