Awaludin Ridlo
Awaludin Ridlo Penulis

Belajar menulis, mohon support dan bimbingannya :) Semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Puasamu Ibadahmu, Takjilmu juga Takjilku

18 Maret 2024   06:34 Diperbarui: 18 Maret 2024   06:53 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puasamu Ibadahmu, Takjilmu juga Takjilku
designed by art.ridd

Cuitan tersebut kemudian ditimpali oleh akun @martabakkismis yang menyarankan para pemburu takjil untuk menyimpan nomor kontak pedagangnya.

"Kurang effort apa aku sampe minta WA ibu-ibu yang jual kolak sama lontong biar disisain. Soalnya jam setengah 4 aja kadang udah ludes," cuitnya sembari dibubuhi emot menangis.

Alih-alih ribut karena urusan takjil, umat Islam justru merasa senang dan bahagia. Sebab, keberkahan Ramadhan ternyata dirasakan juga oleh penganut agama lain. Hal itu menunjukkan sisi harmonis dalam keberagaman beragama.

"Kami umat Islam senang karena Ramadhan untuk semua. Semua orang bisa kebagian berkahnnya, pedagang, teman-teman muslim yang puasa, teman-teman nonis juga. Kita senang. Ayo war (perang) berburu takjil sama-sama," tulis akun @lelenleni.

Ada juga yang mengatakan bahwa aksi berburu takjil Ramadhan sama dengan membantu meningkatkan perekonomian pedagang usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

"Indahnya toleransi. Ayo sikat takjil sama-sama. Kalian turut membantu perekonomian umkm tetap muter," tutur akun @ashalina.

"Puasamu Ibadahmu, Takjilmu juga Takjilku"

Masyarakat non-Islam yang turut berburu takjil selama bulan Ramadan adalah bukti bahwa kebersamaan dan kebahagiaan tidak mengenal batas-batas agama. Di tengah-tengah perbedaan keyakinan, bulan Ramadan menjadi momentum yang mengingatkan kita akan pentingnya saling menghormati, saling mencintai, dan saling membantu satu sama lain. Ketika semua orang berbagi dalam kegembiraan Ramadan, suasana harmoni dan persatuan pun terwujud melalui Islam yang rahmatan lil 'alamin.

Ungkapan dari netizen tersebut menjadi bukti bahwa Ramadan bukan hanya tentang ibadah dan puasa bagi umat Muslim, tetapi juga tentang kebersamaan, persaudaraan, dan toleransi di antara semua masyarakat. Ketika warga non-Islam juga turut serta dalam berburu takjil, mereka tidak hanya menyemarakkan bulan Ramadan, tetapi juga menguatkan ikatan persaudaraan di tengah-tengah keberagaman. Marilah kita semua merayakan Ramadan dengan semangat kebersamaan dan saling menghormati, sehingga keindahan bulan suci ini dapat dirasakan oleh semua orang, tanpa terkecuali.

Kehadiran warga non-Islam dalam berburu takjil di bulan Ramadan, yang ramai diperbincangkan di media sosial, merupakan bukti konkret bahwa semangat kebersamaan dan toleransi masih kuat di tengah-tengah masyarakat. 

Mari terus kita dukung dan promosikan pesan-pesan kebhinekaan melalui media sosial, sehingga semangat persaudaraan dan harmoni antar umat beragama dapat terus tumbuh dan berkembang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun