Tulisan adalah bagian dari personal dan tak terkait dengan institusi dan perusahaan
Lebaran Hari Ketiga, Nastar Buatan Mertua Ludes dari Pandangan Mata
Ada tandanya kalau mau dibilang tanda-tanda lebaran sudah dekat. Selain hitungan puasa yang akan genap sebulan tentunya di masyarakat ada lagi. Ya, aroma kue yang sedang dibuat atau dimatangkan oleh para ibu-ibu di pemukiman. Baunya hemmmm sangat menggoda untuk mau tahu rumah siapa yang sedang buat kue persiapan lebaran.
Tak hanya di pemukiman biasanya saat situasi tidak pandemik seperti saat ini mall dan pusat perbelanjaan identik dengan kue kering siap santap dengan kemasan menarik seperti parcel.
Nastar keju dan nanas jadi kerajinan para ibu-ibu yang ingin membuat nastar sesuai selera dan pas dirasa karena buatan sendiri. Bagi yang ingin praktis bisa membeli nastar secara khusus atau gabungan kue kering dalam bentuk parcel.
Nah biasanya saya memilih memberikan bahan-bahan untuk membuat kue nastar kepada mertua. Senangnya buatan mertua karena setiap tahun mencicipi.
Rasa dan adonan yang berani tidak setengah-setengah rasanya. Boleh dibilang seperti nempel di lidah sensasi rasa nastar buatan mertua. Kejunya sangat terasa melekat dalam leburan nastar yang renyah.
Selain rasa keju ada nastar selai nanas jadi pengisi senggang saat hari pertama lebaran jelang malamnya. Jadi teman yang menemani tontonan televisi hingga tak sadar berapa banyak nastar terkunyah hingga kenyang.
Senangnya kumpul bareng saat hari raya Idul Fitri bersama keluarga dan para tamu silih berganti. Semua dengan kostum terbaik beramah-tamah dan bermaaf-maafan. Suasana lebaran biasanya sudah terbayangkan dari malam takbiran.
Banyak penganan selingan atau setengah berat jika dibanding dengan nasi biasanya ada di meja sajian. Keluarga maupun tamu bisa mencicipi hidangan yang tersaji.
Biasanya kalangan keluarga dekat yang leluasa dan santai mencicipi hidangan berat dan setengah berat sebut aja opor ayam yang bisa dinikmati dengan nasi ataupun ketupat. Ada juga ketan uli bagi yang mau santai dinikmati sambil bincang-bincang di ruang tamu. Ada nastar di dalam toples dengan warna kekuningan yang mencolok atau berkilat pantulan cahaya yang sangat menggoda.
Nastar tak sendiri karena ada barisan toples yang juga berisi aneka kue kering lainnya. Bukannya membedakan diantara kue lainnya dengan nastar sebab seleksi alam akan terlihat dalam hitungan hari. Nastar menduduki posisi pertama yang hilang dari orbit meja dan ludes dari dari pandangan mata. Berikutnya disusul kacang goreng yang juga sering dicomot saat ada obrolan kumpul bareng.
Biskuit perlahan tapi pasti akan habis dalam hitungan minggu karena memang isi biskuit sangat variasi jadi suka pilih-pilih jenis dalam satu kaleng. Jadi jelas kan kalo nastar di keluarga kami lebih punya cerita karena keseruan dan jadi tradisi tahunan di lebaran.