Aysah Aurellia
Aysah Aurellia Lainnya

love spongebob better than i love u

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Menjelang Lebaran, Para Konsumen Marah-marah

23 April 2024   12:22 Diperbarui: 23 April 2024   12:43 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menjelang Lebaran, Para Konsumen Marah-marah
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Hai sobat kompasiana!

Sekarang kita akan membahas perilaku konsumen pada saat moment lebaran yang terjadi di mall. Biasanya, seseorang membeli barang sesuai kebutuhannya saja, lain hal nya jika pada moment lebaran, seseorang akan membeli barang-barang yang berlebih. Mengapa seperti itu? Jadi pada saat momen Lebaran biasanya orang - orang sudah dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial, bahkan psikologis, dan rata-rata faktor tersebut sudah dijadikan hal yang berupa kewajiban. Menjelang lebaran ini para konsumen pun di buru untuk cepat sebelum kehabisan, faktor psikologi ini dapat membuat seseorang naik darah karena kehabisan kue produk atau brand kesukaan dan kesayangan nya.

Apa yang dimaksud dengan faktor budaya pada moment lebaran? Momen Lebaran di Indonesia umumnya diidentifikasi dengan tradisi memberi hadiah, memberi uang, juga membeli pakaian baru. Konsumen cenderung membeli pakaian baru untuk merayakan Lebaran. Tempat pembelanjaan yang menawarkan berbagai macam pilihan busana dan aksesoris dengan tema Lebaran akan menjadi tujuan utama. Contohnya seperti Ramayana, yang kebanyakan orang menjadikan ramayana sebagai tempat pembelanjaan baju untuk lebaran. Kemudian, Lebaran juga identik dengan budaya pertemuan keluarga. Oleh karena itu, konsumen cenderung membeli makanan dan minuman untuk merayakan momen tersebut. Biasanya seseorang akan membeli ke pusat perbelanjaan yang menawarkan berbagai produk makanan khusus Lebaran.

Apa yang dimaksud, dan Mengapa ada faktor sosial pada saat moment lebaran? Moment lebaran adalah suatu hal yang dirayakan 1 tahun sekali saja, seseorang pasti ingin tampil yang terbaik apalagi dengan budaya adanya pertemuan keluarga. Hal ini memungkinkan konsumen untuk memilih tempat pembelanjaan yang bisa untuk memamerkan status sosial atau keberhasilan finansial mereka. Misalnya, mereka mungkin lebih cenderung berbelanja di pusat perbelanjaan mewah atau toko desainer untuk menunjukkan kemapanan ekonomi. Atau yang ingin tampil adanya, walaupun tampil apa adanya, mereka juga ingin memberikan yang terbaik untuk budaya nya, mereka cenderung lebih memilih rekomendasi dari teman maupun keluarga sendiri tentang tempat pembelanjaan yang telah di uji coba sendiri, Contohnya seperti di capital bakery yang sudah di cicipi oleh teman atau keluarga yang sudah di jamin enak, bahkan dengan harga terjangkau, dengan begitu maka tempat tersebutlah yang akan menjadi pilihan utama konsumen untuk mempersiapkan cemilan kepada tamu atau sebagai hadiah saat berkunjung ke rumah.

Kemudian, Mengapa adanaya pengaruh faktor Psikologis? Seseorang biasanya melakukan self reward mungkin karena puasa nya full ataupun semacamnya, layaknya imbalan atas kesibukan pada bulan puasa, banyak konsumen merasa perlu memanjakan diri dengan pembelian yang menyenangkan. Tempat pembelanjaan yang menawarkan pengalaman berbelanja yang menyenangkan, seperti diskon besar-besaran atau promosi menarik, akan menarik perhatian konsumen. Diskon yang besar pun terjadi pada saat moment lebaran, dan di Mall rata-rata atau bahkan semua tempat pasti mengadakan diskon yang memanjakan mata.

Tempat yang paling ramai menjelang moment lebaran selain Mall adalah pasar tradisional, juga toko kue. Pada pasar tradisional konsumen akan mencari kebutuhan, contohnya untuk membeli bahan makanan umtuk pengunjung atau tamu yang akan datang untuk bersilatuhrami kerumah.

Teori pemasaran yang terjadi di sini adalah model pengetahuan persuasi, yang menjelaskan bagaimana pengetahuan taktik persuasi pemasar berdampak pada respon konsumen, Model ini menegaskan Bahwa Setiap Saat Konsumen Mengembangkan Pengetahuan pemasar akan menjadi lebih baik dalam beradaptasi dan merespon, hal ini masuk ke dalam Teori Psikologi Konsumen: Teori yang menjelaskan bahwa keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis, seperti motivasi, persepsi, dan sikap. Pemahaman mendalam tentang psikologi konsumen dapat membantu pelaku bisnis mengarahkan strategi pemasaran mereka untuk mempengaruhi perilaku konsumen selama moment Lebaran.

Saya, Aysah Aurellia Rosspertiwi ( 22010400151)

Mata kuliah Perilaku Konsumen

Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Komunikasi dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Jakarta

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun