Abdul Aziz
Abdul Aziz Konsultan

Sepakbola adalah jalan hidup

Selanjutnya

Tutup

TRADISI

Mudik

30 April 2022   13:17 Diperbarui: 30 April 2022   13:19 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mudik
Tradisi. Sumber ilustrasi: UNSPLASH

Kita bisa merasakan selama hidup dikota kita tidak bisa tersenyum bebas. Di kota kita tidak bisa duduk bermalas-malasan. Di kota  semuanya di ukur dengan segala macam atribut artificial. Di kota kita  hidup dengan sandiwara, dengan kepura-puraan atau dengan usaha yang sebenarnya itu bukan kita.

Jadi mudik itu seperti kembali ke ruang  istirahat dari kesibukan dan  perjuangan  dalam kehidupan. Mudik adalah  seperti kesadaran untuk kembali pada keaslian yang selama ini kita tinggalkan.  

Kita sejatinya adalah kesederhanaan seperti pohon padi di sawah. Kita juga sejatinya  adalah mahluk sosial  yang tidak pernah  berakting untuk senyum dan beramah tamah. Di kampung halaman  kita adalah kita yang semua orang dapat menerima apa adanya.

Itulah kenapa orang-orang ingin mudik. Segala daya dan upaya diusahakan untuk bisa sampai ke kampung halaman.

Kampung halaman punya magnet yang kuat menarik orang-orang untuk kembali ke masa lalu. Mengajak  jiwa  individual kota  melebur menjadi  jiwa rural yang guyub di desa.      

Mensederhanakan kecanggihan teknologi kota yang maya  menjadi  realita apa adanya. Memecah sekat-sekat yang diciptakan kota  menjadi ruang bersama.  Sehingga kita bebas bergerak dengan hati yang  gembira.

Kegembiraan itulah tujuan mudik yang sebenarnya. *****)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun