Mudik
Kita bisa merasakan selama hidup dikota kita tidak bisa tersenyum bebas. Di kota kita tidak bisa duduk bermalas-malasan. Di kota semuanya di ukur dengan segala macam atribut artificial. Di kota kita hidup dengan sandiwara, dengan kepura-puraan atau dengan usaha yang sebenarnya itu bukan kita.
Jadi mudik itu seperti kembali ke ruang istirahat dari kesibukan dan perjuangan dalam kehidupan. Mudik adalah seperti kesadaran untuk kembali pada keaslian yang selama ini kita tinggalkan.
Kita sejatinya adalah kesederhanaan seperti pohon padi di sawah. Kita juga sejatinya adalah mahluk sosial yang tidak pernah berakting untuk senyum dan beramah tamah. Di kampung halaman kita adalah kita yang semua orang dapat menerima apa adanya.
Itulah kenapa orang-orang ingin mudik. Segala daya dan upaya diusahakan untuk bisa sampai ke kampung halaman.
Kampung halaman punya magnet yang kuat menarik orang-orang untuk kembali ke masa lalu. Mengajak jiwa individual kota melebur menjadi jiwa rural yang guyub di desa.
Mensederhanakan kecanggihan teknologi kota yang maya menjadi realita apa adanya. Memecah sekat-sekat yang diciptakan kota menjadi ruang bersama. Sehingga kita bebas bergerak dengan hati yang gembira.
Kegembiraan itulah tujuan mudik yang sebenarnya. *****)