"Sebagai Pemanah Waktu kubidik jantung masa lalu dengan kegembiraan meluap dari masa depan sana. Anak panah rasa melewati kecepatan quantum cahaya mimpi" ---Gurujiwa--
Demi Ramadan Syahdu Merindu Petasan
Nah selesai sudah, tunggal bikin gulungan kecil, besar atau super besar. Ukuran gulungan dalam kertas penting. Makin besar lobangnya makin keras bunyi ledakan petasannya.
Ramadan Tanpa Petasan
Begitulah, dahulu bisa dibilang tak ada Ramadan seru tanpa pesta petasan. Tapi masa berlalu, kini petasan dor dilarang, bahan mesiunya juga susah dicari, karena masuk barang terlarang. Dalam jumlah tertentu bisa. Menjadi bom sebenarnya.
Apalagi korban yang terluka karen main petasan sangat banyak jumlahnya. Banyak yang cacat, karena petasan dor. Maka petasan resmi dilarang. Yang diijinkan hanya petasan luncur roket. Yang meledak hanya di. Langit, atau petasan kembang api tanpa bunyi dan semarak cahayanha yang relatif aman.
Memang Ramadan tak seramai dulu pernuh dar der dor, perayaan luapan kegembiraan yang berlebihan , Ramadan sekarang lebih sendu dan dewasa.
Walau demikian masa masa seru itu, tetap seru di kenangan rindu. Mari kita menjalani ibadah puasa ini dengan fokus pada hal hal penting. Kita buang, kita sedekahkan hura hura dan foya foya.
Penulis. Sedekahkan kenangan asyik main petasan itu, demi sebuah era budaya puasa syahdu yang lebih berguna dan paripurna. Selamat berpuasa di.super Ramadan ini. Mari kita tunggu sirene beduk petasan saat buka. Bye petasanku sayang...