Menggali Makna Fitri Dan Lebaran Dalam Konteks Tradisi Indonesia
Hal ini merujuk pada hadist Rasulullah SAW riwayat Bukhari yang berbunyi," Laa yazaalunnaasu bi khairi maa 'ajaluul fithr' yang artinya : Manusia selalu dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.
Jika kata Fithr dari hadist tersebut bermakna suci,maka pemahamannya jadi terasa janggal terdengar.Karena asbabul wurud hadist ini adalah berkenaan dengan bab puasa, bukan bab thaharah.
Jelas jika dilihat dari konteks etomologi dan terminologi, pemaknaan Idul Fitri sebagai hari untuk kembali berbuka,lebih tepat.Karena memang pada tanggal 1 Syawal justrui saat terlarang untuk berpuasa. Kondisi dimana umat muslimin yang sebelumnya berpuasa boleh berbuka dan terlarang untuk puasa,dan ini moment yang sangat menggembirakan. Karena ada pada saat tersebut umat muslim kembali kepada kebiasaan awal sebelum puasa, yaitu makan dan minum.
Lalu timbul pertanyaan,jikalau demikian maksudnya,kenapa selama ini kalimat Idul Fitri diartikan sebagai Kembali Suci,bukan Kembali Ifthar atau berbuka? Sedangkan kata fitri sebagai mana disebutkan adalah bentuk sighat mashdar dari afthar-yuftiru adalah berati berbuka,bukan suci. Mengapa tidak menggunakan kalimat Idul Fitrah,seperti Zakat Fitrah jika yang dimaksud adalah suci?
Kapan istilah ini di masyarakat kita di gunakan? Jika dilihat dari ucapan-ucapan yang secara internasional justru jarang menggunakan frasa Idul Fitri tapi menggunakan Happy Ied Mubarak yang artinya mengandung doa semoga hari raya ini penuh kebahagiaan dan keberkahan. Inilah yang masih menggelitik penulis dari kondisi ini.
Tanpa bermaksud memperluas jurang perbedaan, penulis mencoba menggali dari sudut pandang makna ramadhan:
Allah menjanjikan pengampunan dosa yang telah lampau bagi siapa saja muslimin yang beriman menjalankan ibadah puasa dengan iman dan ikhtisab,sebagaiamna hadist yang diriwatkan oleh Bukhari & Muslim dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah bersabda," Barangsiapa yang berpuasa ramadhan dengan dasar iman dan ihtisaban, maka diampuni dosanya yang telah lalu."
Ihtisab dalam hadist tersebut maknanya bersungguh-sungguh menjalan perintah dan berharap ridho Allah.
Dari pemahaman hadist ini dapat dimaklumi,bahwa kondisi seorang muslim yang sudah menjadlankan puasa dengan iman dan kesungguhnya akan diampuni dosanya. Dan ini menunjukkan kondisi jiwa yang suci dan terlahir kembali seperti bayi yang baru dilahirkan.
Moment ini terjadi ketika mengakhiri puasa Ramadhan yaitu tanggal 1 Syawal ,sehingga dari sinilah dapat ditarik benang merah bahwa makna Idul Fitri di sini berarti Kembali Kepada Kesucian, dengan pengecualian yang tidak beriman dan tidak bersungguh-sungguh menjalankan puasa,apakah lantas akan kembali suci?
Maka dapat diambil hipotesa,jika arti Idul Fitri sebagai makna kembali Suci bukanlah ditinjau dari aspek etomologi. Namun dilihat dari hubungan kausalitas saja bersandar pada waktu kejadian,yaitu puasa ramadhan.