Kaiv
Kaiv Hoteliers

Blogging

Selanjutnya

Tutup

TRADISI Pilihan

Menggali Makna Fitri Dan Lebaran Dalam Konteks Tradisi Indonesia

16 April 2023   07:25 Diperbarui: 16 April 2023   07:41 1026
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menggali Makna Fitri Dan Lebaran Dalam Konteks Tradisi Indonesia
Tradisi. Sumber ilustrasi: UNSPLASH

Hal ini merujuk pada hadist Rasulullah SAW  riwayat Bukhari yang berbunyi," Laa yazaalunnaasu bi khairi maa  'ajaluul fithr'  yang artinya : Manusia selalu dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.

Jika kata Fithr dari hadist tersebut bermakna suci,maka pemahamannya jadi terasa janggal terdengar.Karena asbabul wurud hadist ini adalah berkenaan dengan bab puasa, bukan bab thaharah.

Jelas jika dilihat dari konteks etomologi dan terminologi, pemaknaan Idul Fitri sebagai hari untuk kembali berbuka,lebih tepat.Karena memang pada tanggal 1 Syawal justrui saat terlarang untuk berpuasa. Kondisi  dimana umat muslimin yang sebelumnya berpuasa boleh berbuka dan terlarang untuk puasa,dan ini moment yang sangat menggembirakan. Karena ada pada saat tersebut umat muslim kembali kepada kebiasaan awal sebelum puasa, yaitu makan dan minum.

Lalu timbul pertanyaan,jikalau demikian maksudnya,kenapa selama ini kalimat Idul Fitri diartikan sebagai Kembali Suci,bukan Kembali  Ifthar atau berbuka? Sedangkan kata fitri sebagai mana disebutkan adalah bentuk sighat mashdar dari afthar-yuftiru adalah berati berbuka,bukan suci. Mengapa tidak menggunakan kalimat Idul Fitrah,seperti Zakat Fitrah jika yang dimaksud adalah suci? 

Kapan istilah ini di masyarakat kita di gunakan? Jika dilihat dari ucapan-ucapan yang secara internasional justru jarang menggunakan frasa Idul Fitri  tapi menggunakan   Happy Ied Mubarak yang  artinya  mengandung doa semoga hari raya ini penuh kebahagiaan dan keberkahan. Inilah yang masih menggelitik penulis dari kondisi ini.

Tanpa bermaksud memperluas jurang perbedaan, penulis mencoba menggali dari sudut pandang  makna ramadhan:

Allah menjanjikan pengampunan  dosa yang telah lampau bagi siapa saja muslimin yang beriman menjalankan ibadah puasa dengan iman dan ikhtisab,sebagaiamna hadist yang diriwatkan oleh  Bukhari  & Muslim dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah bersabda," Barangsiapa  yang berpuasa ramadhan dengan dasar iman dan ihtisaban, maka diampuni dosanya yang telah lalu."

Ihtisab dalam hadist tersebut maknanya  bersungguh-sungguh menjalan perintah dan berharap ridho Allah.

Dari pemahaman hadist ini dapat dimaklumi,bahwa kondisi seorang muslim yang  sudah menjadlankan puasa dengan iman dan kesungguhnya akan diampuni dosanya. Dan ini menunjukkan kondisi jiwa yang suci dan terlahir kembali seperti bayi yang baru dilahirkan.

 Moment ini terjadi ketika mengakhiri puasa Ramadhan yaitu tanggal 1 Syawal ,sehingga dari sinilah dapat ditarik benang merah bahwa makna Idul Fitri di sini berarti Kembali Kepada Kesucian, dengan pengecualian  yang tidak beriman dan  tidak bersungguh-sungguh menjalankan puasa,apakah lantas akan kembali suci? 

Maka dapat diambil hipotesa,jika arti Idul Fitri sebagai makna kembali Suci bukanlah ditinjau dari aspek etomologi. Namun  dilihat dari hubungan kausalitas saja  bersandar pada waktu kejadian,yaitu puasa ramadhan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun