Bang Auky
Bang Auky Freelancer

Pariwisata adalah locomotif ekonomi baru dimana banyak gerbong yang mengikuti dari UMKM, Transportasi, Pemandu Wisata, Hotel dan Restoran, Seniman, Souvenir dan mitra-mitra pariwisata yang lain.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Prepegan, Sebuah Tradisi Menjelang Hari Raya

23 Mei 2020   19:41 Diperbarui: 23 Mei 2020   19:36 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prepegan,  Sebuah Tradisi Menjelang Hari Raya
Dok. Pribadi

Ada satu tradisi di daerah kami menjelang Hari Raya Idul Fitri,  yaitu Prepegan atau pasaran. Prepegan merupakan satu kegiatan atau pasaran yang menjual aneka kebutuhan dan pernak-pernik lebaran,  mulai dari pangan sampai sandang. Disamping itu juga dijual aneka keperluan ziarah seperti bunga sampai batu nisan.  Prepegan dilaksanakan dua hari menjelang lebaran dengan tingkat keramaian yang berbeda yaitu Prepegan Cilik dan Prepegan Gede. 

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Yang menarik dari prepegan adalah persiapan, barang yang dijual dan jumlah pengunjung dari berbagai pelosok. Para pedagang membuat lapak di sepanjang jalan raya mulai habis buka sampai menjelang sahur dan dilanjut persiapan dagangan selepas sahur. 

Selain persiapannya barang yang dijual juga unik salah satunya perlengkapan ziarah yang dalam istilah kami salawat dan pandan.  Daun pandan dan salawat jadi ciri khas dari prepegan karena hanya dijual saat moment ini. Pandan dirajang halus,  ditambah daun salawat dan kembang lainnya dibungkus daun. 

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Masyarakat tumpah ruah turun ke pasar untuk membeli kebutuhan lebaran. Mereka datang dengan memakai baju baru beraneka warna dengan muka yang ceria. Mereka datang berombongan sehingga seperti pawai dan pulang membawa tentangan yang sarat belanjaan. 

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Tetapi itu gambaran dulu sebelum covid-19 datang,  kini suasana prepegan seperti hari biasa tak ada lagi keramaian yang  bikin macet. Jalanan layaknya lapangan sepak bola,  nyaris sepi.  Pedagang yang berharap meraih untung terpaksa menahan diri. Pandemi membawa perubahan dalam perilaku masyarakat dan tradisi. (KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng) 

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun