Bang Auky
Bang Auky Freelancer

Pariwisata adalah locomotif ekonomi baru dimana banyak gerbong yang mengikuti dari UMKM, Transportasi, Pemandu Wisata, Hotel dan Restoran, Seniman, Souvenir dan mitra-mitra pariwisata yang lain.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN

Menjaga Silaturahmi di Masa Pandemi, Silaturahmi Tetap Berjalan Kesehatan Terjaga

14 Mei 2021   14:00 Diperbarui: 14 Mei 2021   14:02 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menjaga Silaturahmi di Masa Pandemi, Silaturahmi Tetap Berjalan Kesehatan Terjaga
Dok. Pribadi

Silaturahmi adalah makna yang sesungguhnya dalam merayakan lebaran. Saling mengunjungi, saling berbagi dan bermaaf-maafan menjadi pemandangan yang biasa setiap kali lebaran tiba. Berbagai hidangan dan makanan terbaik disiapkan untuk menjamu tamu yang datang ke rumah. Hantaran dengan berbagai isinya menjadi buah tangan setiap kali kita berkunjung walau tak selalu. Tetapi bagaimana model silaturahmi dikala masih ada pandemi hingga saat ini?. 

Adanya larangan mudik bisa kita sikapi dengan satu kebijakan, bahwa ada pembatasan berkumpul. Tentunya harus kita sikapi dan antisipasi ketika kita akan melakukan kunjungan silaturahmi. Ketika kita berkunjung ke rumah kerabat sudah bisa dipastikan kita mengenal  dekat. Tetapi bagaimana dengan tetangga, saudara yang jauh atau teman dan relasi. Kita harus mengetahui kondisi mereka, ada yang dari luar kota atau tidak sehingga kita bisa waspada dan hati-hati. Dan tetap menggunakan protokol kesehatan sebagai antisipasi dan kewaspadaan.

Sebaiknya memang kita membatasi orang yang akan kita kunjungi dan mensiasati waktunya. Kita pilih keluarga inti dan terdekat untuk kita kunnjungi, hindari dulu kumpul keluarga yang melebihi 50 orang apalagi reuni dan sejenisnya. Ketika kita ziarah kubur lakukan sehari sebelumnya agar menghindari kerumunan dengan banyak orang. 

Melihat data yang melonjak saat libur lebaran tentu mencengangkan kita semua. Tetapi kesadaran dan upaya untuk menekan angka kenaikan yang lebih tinggi dengan cara membatasi kegiatan berkumpul dan tetap patuh pada protokol kesehatan. Setidaknya ini tindakan yang seimbang,  silaturahmi jalan terus tetapi tidak was-was karena semuanya aman. 

(KBC-54|Kompasianer Brebes Jateng |)

Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun